sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

SIMALUNGUN- Pemkab Simalungun telah menginventarisir semua aset di Kota Siantar yang akan dijual. Daftar Aset Pemkab SimalungunNamun pemkab belum bisa mempublikasikan nilai aset karena masih proses penaksiran harga

Nilai aset ditaksir ratusan miliar rupiah. Plt Sekda Gidion Purba dihubungi, Minggu (25/3) menyebutkan, pemkab sudah membentuk panitia untuk menginventarisir semua aset yang berada di Siantar. Nama panitia ini Panitia Penghapusan Barang yang diketuai Asisten III Jan Wanner Saragih. “Sudah dicantumkan nilai masing-masing aset, sudah selesai diinventarisir. Saya belum tahu nilainya, saya takut salah. Mungkin Kabid Aset bisa dihubungi berapa nilainya,” jelasnya. Setelah aset selesai diinventarisir dan ditaksir, penjualan aset akan dilakukan dengan sistem lelang. Namun belum bisa diputuskan dengan sistem lelang terbuka atau lelang tertutup. “Kita menunggu sesuai petunjuk bupati, lelang terbuka atau tertutup. Siapa saja bisa ikut lelang asalkan sesuai harga dan ketentuan. Kalau pemko mau, bisa saja, yang lain juga bisa,” ujarnya lagi. Kabid Aset Jhon Kido Damanik menyebutkan, mereka sudah selesai menginventarisir aset Pemkab yang ada di Kota Siantar, antara lain Rumah Dinas Bupati Jalan Perintis Kemerdekaan, eks Dinas Koperasi Jalan Maluku, eks Dinas Perikanan Jalan Rela, eks Inspektorat Jalan Ade Irma Suryani, Kantor KNPI Simalungun Jalan MH Sitorus, eks Dinas Pertanian Jalan Simbolon dan eks Dinas Kehutanan Jalan SM Raja. “Belum bisa ditaksir harga, memang sudah diinventarisir. Kalau masalah harga, itu bagian dari Bagian Akuntansi. Kami mendata saja,” jelasnya. Bernilai Ratusan Miliar Ketua Komisi III DPRD Johalim Purba menyebutkan, nilai aset pemkab yang ada di Kota Siantar bernilai ratusan miliar rupiah. Dia setuju aset ini dijual kepada pihak ketiga, termasuk Pemko Siantar. “Saya setuju dijual, sesuai apa yang dikatakan Bupati. Kalau tidak diurus, bisa saja nanti aset ini jatuh ke tangan pihak ketiga. Atau kalau mau dimanfaatkan, tentu perlu biaya yang banyak untuk itu,” jelasnya. Johalim menyarankan, sebelum aset diijual, agar pemkab tidak terjebak dengan harga yang murah. Dia menyarankan supaya aset ini ditaksir oleh Sucofindo. Dia menilai Sucofindo layak karena lembaga ini lembaga penaksir harga yang profesional dan independen serta berkantor di Jakarta. “Saya setuju lelang terbuka. Saya taksir harga aset ini ratusan miliar rupiah. Pemko Siantar bisa saja diprioritaskan kalau memang mereka nanti mau ikut serta lelang terbuka itu,” jelasnya. Dia menambahkan, jika aset ini telah terjual, uangnya bisa dimasukkan ke APBD. Sementara penggunanannya bisa dimusyawarahkan antara Pemkab dengan DPRD.(ral)

sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
Direncanakan Jadi Komplek Pendidikan

Wilson ManihurukRAYA- Sekitar 70 hektare lahan eks HGU PTPN IV di Batu Duapuluh, Kecamatan Panei telah menjadi milik Pemkab Simalungun sejak 2011.

Direncanakan, di lokasi tersebut akan dibangun komplek pendidikan dan sarana pendukung lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wilson Manihuruk, Minggu (25/3) menyampaikan, lahan eks HGU PTPN IV di Batu Duapuluh Kecamatan Panei sudah menjadi milik Pemkab Simalungun sejak 2011 lalu. Sesuai arahan bupati, akan dibangun lokasi pendidikan dan sarana pendukung lainnya. “Direncanakan untuk membangun sekolah tinggi pertanian atau insitut pertanian atau bisa juga untuk bidang pendidikan lainnya. Belum diputuskan, masih dibahas,” ungkap Wilson.
Dia menyebutkan, rencana pengembangan lokasi ini telah dicantumkan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Simalungun 2011-2015. Begitu juga pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2012 juga telah dicantumkan. Namun dia memastikan, tahun ini pembangunan kawasan ini belum bisa dilakukan.
“Tahun ini belum karena Hak Penggunaan Lahan (HPL) lagi diproses di Kementerian BUMN dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) pusat. Kita menunggu HPL itu selesai dulu, baru nanti kita lakukan pembangunan,” jelasnya.
200 Hektare eks Bridgestone
Sementara, lahan seluas 200 hektare eks HGU Bridgestone di Kecamatan Tapian Dolok akan dimanfaatkan PD Agromadear dengan sistem pinjam pakai pengelolaan. Hak ini akan berlaku hingga lahan ini nanti akan dimanfaatkan kembali oleh Pemkab Simalungun.

“Kewajiban mengembalikan kontribusi PAD Rp500 juta kepada Agromadear setiap tahun. Mereka boleh mengelola lahan itu, namun tidak boleh membuat bangunan permanen di lokasi itu,” tambah Wilson. (ral/ara)


sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
SIMALUNGUN-Pemekaran Kecamatan Raya menjadi dua kecamatan hingga saat ini belum terealisasi. Meski sudah disetujui DPRD Desember 2011 lalu, hingga kini rekomendasi Gubernur Sumut belum turun.

Kecamatan Raya akan dimekarkan menjadi Kecamatan Dolok Masagal. Kabag Tata Pemerintahan Pemkab Simalungun Rizal AP Saragih dihubungi Jumat (23/3) membenarkan bahwa rekomendasi Gubernur Sumut belum keluar untuk pemekaran Kecamatan Raya itu. Padahal setelah disetujui di DPRD Desember lalu, Perda pemekaran kecamatan langsung dikirimkan ke Medan beberapa minggu sesudahnya. “Masih di provinsi, belum ada rekomendasi dari Gubernur. Belum bisa kita pastikan disetujui atau tidak, kita sifatnya menunggu saja,” ungkap Rizal. Dia menduga, Perda ini sedang dibahas atau dievaluasi Gubernur dan kemungkinan akan dikeluarkan secara bersamaan dengan Perda pemekaran kecamatan pada kabupaten/kota lain di Sumatera Utara. Disinggung apakah kendala pemekaran Kecamatan Raya diduga karena pemekaran nagori-nagori yang akan masuk ke wilayah kecamatan pemekaran hingga kini belum tuntas di BPMN. “Lebih baik ditanyakan ke BPMN, saya juga tidak tahu yang mana termasuk nagori-nagori baru. Saat ini, dua yang kita tunggu, rekomendasi dari Gubernur dan juga kapan pemekaran nagori-nagori itu tuntas,” ungkapnya lagi. Dikatakan, sesuai Perda, nama kecamatan pemekaran ini adalah Dolok Masagal. Sementara yang direkomendasikan menjadi ibu kota kecamatan yaitu Nagori Bah Bolon. Jumlah nagori yang akan masuk sebanyak 10 nagori baik nagori lama maupun nagori baru. Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon menyebutkan, pemekaran kecamatan Raya sudah disetujui DPRD pada Desember 2011 lalu. Nama kecamatan pemekaran ini yaitu Kecamatan Dolok Masagal denga ibu kota kecamatan Nagori Bah Bolon. “Sudah selesai kita bahas bersamaan dengan pembahasan 75 nagori yang akan dimekarkan di Simalungun. Sudah disahkan dan dibuatkan dalam bentuk Perda,” ujarnya. Namun diakuinya, hingga kini belum ada penjelasan dari Pemkab terkait pemekaran kecamatan ini disetujui atau tidak. Begitu juga dengan hasil evaluasi Perda untuk pemekaran 75 nagori, DPRD juga belum menerimanya. “Belum ada diberitahu, kita juga tidak tahu apa ada yang kurang dari hasil evaluasi Perda itu. Belum ada kita bahas lagi di DPRD,” katanya lagi.(ral)


sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
RAYA-Dinas Pertanian Pemkab Simalungun berencana melakukan ekspor kentang, kubis atau kol terong secara besar-besaran ke Singapura mulai Juni 2012 nanti.

Dinas Pertanain telah melakukan beberapa negosiasi dengan AESBI (Asosiasi Ekspor Sayur Buah Indonesia). Kepala Dinas Pertanian Amran Sinaga di sela-sela Musrenbang 2013 di Kantor PKK Pamatang Raya, Rabu (21/3), menyebutkan, selama tahun 2012, pihaknya telah tiga kali melakukan negoisasi dengan Ketua AESBI Komar Wibowo terkait rencana ekspor besar-besaran ketiga komoditas pertanian ini. Negoisasi pertama dan kedua dilakukan di Bandung pada Januari lalu dan negoisasi ketiga di Brastagi pada Februari lalu. Hasil negosiasi, AESBI sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Pemkab Simalungun. AESBI kemudian menunjuk PT Alamanda Bandung sebagai pihak yang akan mengurus masalah ini. “Kita berharap dalam waktu dekat sudah bisa ditandatangi MoU (kesepakatan) dengan PT Alamanda. Sehingga nanti pada Juni, eskpor besar-besaran tiga komoditi ini sudah bisa kita lakukan ke Singapura,” ungkap Amran. Dikatakan, sebagai syarat melaksanakan ekspor ini, berbagai hal akan dibenahi terhadap tiga komoditi ini. Yang utama, pembenahan packing atau kemasan. Tiga komoditi akan dikemas dalam bentuk modern sehingga tidak gampang rusak. “Packing house atau rumah kemasan akan kita bangun di Saribu Dolok. Begitu juga screen house atau tempat pembenihan akan kita bangun di tempat itu juga. Untuk komoditas kentang, jenis G nol (G0) yang akan kita kembangkan di Simalungun. Kentang G0 ini identik dengan kentang berukuran kecil,” ujarnya lagi. Begitu juga dengan kubis, sesuai permintaan dari AESBI, kubis yang akan dikirimkan nantinya berupa kubis berukuran tertentu. “Mempersiapkan rencana ekspor ini, kita butuh dua staf yang bisa memberikan penyuluhan kepada petani di Saribu Dolok untuk bisa memahami apa yang dinginkan AESBI. Dua penyuluh ini akan memberikan pemahaman kepada petani. Namun sebelumnya mereka akan menjalani training di Bandung,” jelasnya. Sementara jenis terong yang diinginkan AESBI berupa terong hijau berukuran sedang. “Kita berupaya meningkatkan kesejehteraan para petani di Simalungun. Kita juga sudah sepakati harga dengan PT Alamanda. Harga beli kepada petani untuk tiga komoditi ini yaitu kentang Rp3.500 per kg, kubis Rp1.000 per kg dan terong Rp2.500 per kg,” jelasnya.Menurut Amran, eskpor ke Singapura ini bukanlah yang pertama kali mereka kerjakan. Hanya saja, tahun lalu, ekspor kentang saja yang dilakukan ke Singapura dan jumlah ekspornya saat itu terbatas. “Tahun lalu, ekspor kentang kita ke Singapura sekitar 100 ton saja. Untuk terong dan kubis belum kita lakukan. Kita akan melakukan ekspor besar-besaran tahun ini, untuk jumlah sekali eskpor akan kita tetapkan pada saat MoU dengan PT Alamanda,” tambahnya.(ral)

sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
RAYA-Bursa calon sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Simalungun untuk menggantikan Ismail Ginting, semain hangat. Informasi terbaru menyebutkan, Kepala Dinas PPKAD Gidion Purba mencuat sebagai calon kuat. Dua nama lain adalah Wilson Simanihuruk dan Topot Saragih. Ketiga akan bersaing merebut kursi Sekda Simalungun
“Tiga nama calon Sekda sudah dikantongi Bupati. Saya rasa Bupati sedang menimbang-nimbang. Segera akan diusulkan ke Gubernur. Namun kita belum bisa memastikan apakah diusulkan minggu ini atau belum,” ujar Kabag Humas Pemkab M Andreas Simamora, Rabu (7/3).

Namun, M Andreas Simamora belum bisa memastikan ketiga calon tersebut, meski nama-nama di atas tak tertutup kemungkinan punya peluang. “Ketiganya memungkinkan. Yang penting Bupati akan mengusulkan tiga nama ke Gubernur,” tegasnya lagi.
Kabag Humas mengatakan, lambatnya pengusulan tiga nama calon Sekda ke Gubernur disebabkan Bupati ingin menemukan figur Sekda yang paling tepat. Kriteria itu antara lain pengalaman kerja, kepangkatan, kepemimpinan dan beberapa kriteria lainnya.
“Penilaian kepemimpinan diserahkan kepada Bupati. Untuk kepangkatan, tidak harus golongan IV C, bisa saja golongan IV B Senior atau IV B yang sudah mumpuni. Untuk pengalaman kerja, calon Sekda harus memiliki pengalaman minimal 2 kali menjabat sebagai kepala dinas atau kepala badan,” ungkapnya.
Disebutkan, sesuai prosedur pengangkatan Sekda, Bupati akan mengusulkan ke Gubernur, kemudian Gubernur merekomendasikan ke Mendagri, Mendagri yang memilih satu diantara tiga nama tersebut. Kemudian Mendagri akan mengembalikan nama itu ke Gubernur untuk dibuatkan surat keputusan.
“Gubernurlah nanti yang akan mengeluarkan SK dari Sekda Kabupaten Simalungun,” jelasnya lagi.
Sementara, Kepala Dinas PPKAD Gidion Purba ketika dimintai komentarnya menyebutkan, beberapa hari lalu, beberapa staf dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) meminta berkas administrasi kepadanya untuk segera dilengkapi. Namun dia tidak tahu pasti tujuan berkas tersebut. Diduga kuat berkas ini untuk persiapan pengusulan Sekda.
“Saya siap ditempatkan di manapun, terserah kepada pimpinan. Bagi saya jabatan itu adalah amanah. Tentu pimpinan yang lebih tahu,” jelasnya.
Dia mengaku, saat ini dia termasuk golongan IV B Senior di Pemkab Simalungun. Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009, Sekda harus menjabat golongan IV C. Namun menurutnya, sesuai ketentuan undang-undang ini, sebuah jabatan di pemerintahan bisa diamanahkan kepada pejabat yang memiliki golongan satu tingkat di bawahnya.
Beberapa hari lalu, Sekretaris BKD Simalungun Tunggul Sipayung menyebutkan, Sekda memang harus golongan IV C, tetapi sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009, masih dimungkinkan golongan IV B Senior untuk menjabat, dengan syarat setelah setahun menjabat, maka pangkat yang bersangkutan diangkat menjadi IV C.
Dihubungi terpisah, Kepala Bappeda Wilson Simanihuruk menyatakan kesiapannya menjadi Sekda Simalungun. Namun dia mengaku, belum ada staf dari BKD yang meminta berkas kepadanya terkait persiapan menjadi Sekda ini.
“Kita sebagai PNS harus siap melaksanakan tugas yang diperintahkan pimpinan,” jelasnya singkat menanggapi informasi ini. Informasi yang dihimpun METRO, Rabu (7/3), menyebutkan, Gideon merupakan calon terkuat dari nama-nama lainnya yang sebelumnya disebut sebagai calon sekda yakni Resman Saragih, Amran Sinaga, Jhon Sabiden Purba, Wilson Simanihuruk dan PLH Sekda Topot Saragih. Selain karena mempunyai prestasi baik di kalangan birokrat, Gideon merupakan salah seorang PNS yang terang-terangan berani melakukan dukungan kepada JR Saragih sebagai salah satu calon Bupati dalam Pemilukada lalu.
Informasi lain menyebutkan, Gideon sengaja disiapkan Bupati dengan beberapa kali mendukuki jabatan Eselon II, seperti Kepala Dinas Perhubungan, kemudian Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan terakhir sebagai Kepala DPPKA untuk memenuhi syarat utama menjadi Sekda, yakni pejabat yang minimal dua kali menduduki jabatan Eselon II.
“Nama-nama yang akan diusulkan ke Gubsu itu kan haknya Bupati, saya hanya berterimakasih jika memang nama saya diikutkan. Kita lihat nanti sajalah, saya tidak mau takabur jika terlalu banyak berkomentar sekarang. Biarkanlah Bupati yang akan menentukan siapa saja yang diusulkan ke Gubsu,” ujar Gideon. (ral/hot)

sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
“Seluruh jemaat GKPS di Indonesia merasa kehilangan seorang komponis Simalungun. Beliau telah banyak menyumbangkan dan menciptakan lagu rohani dan lagu Simalungun.

Semoga generasi muda seperti beliau akan hadir dan mampu meneruskan seperti kiprah yang dilakukan beliau,” kata Ephorus GKPS Pdt Jaharianson Sumbayak yang ditemui di Kantor Pusat GKPS di Jalan Pdt J Wismar Saragih mengomentari Alm Sintua AK Saragih.

Dia mengaku sangat kaget mendengar kabar meninggalnya Sintua AK Saragih. “Seluruh jemaat GKPS berduka dan merasa kehilangan seorang komponis yakni Sintua AK Saragih. Saya sendiri sedikit kecewa karena masih belum sempat mewawancarai beliau tentang lagu-lagu rohani yang ia ciptakan. Memang itulah talenta dalam dirinya hingga mampu menciptakan banyak lagu rohani,” paparnya.
Ditambahkannya, mereka berharap dan yakni dari GKPS akan lahir generasi penerus Sintua AK Saragih. Dia itu seorang komponis yang sudah terkenal secara nasional dan internasional. Sebab sebuah buku di Cina berjudul The Bambo sudah ada mengambil beberapa lagu ciptaan AK Saragih. “Tapi saya secara langsung masih belum dilibatkan. Semoga beliau sudah tenang di alam sana dan generasi muda akan terus lahir,” katanya.
Dikenang Sepanjang Masa
Menurut Dr Med Sarmedi Purba SpOG, salahseorang tokoh Simalungun, kepada METRO, Rabu (29/2) mengatakan, figur St AK Saragih memiliki arti dalam spiritualitas Simalungun, khususnya di GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun).
Tidak ada penulis lagu segigih dia. St AK Saragih sudah sebanyak menciptakan lagu dan syair kidung gereja, mengantar inggou atau irama Simalungun masuk ke dalam gereja, yang dulu merupakan tabu pada permulaan penyebaran Injil di Tanoh Habonaron Do Bona ini.
Seperti halnya di Jerman dulu, kata Dr Sarmedi, lagu rakyat ditradisikan menjadi lagu gereja. Itulah yang dibuat dan dicontoh St AK Saragih dalam karyanya. Sebagai penyair, diterjemahkannya berbagai lagu gereja ke dalam bahasa Simalungun, atau diciptakan syair yang khusus untuk itu.
Ia mengatakan, sesudah Taralamsyah Saragih, St AK Saragih inilah yang banyak menciptakan inggou Simalungun, yaitu irama yang serta merta mengingatkan kekhasan inggou Simalungun. Kalau iramanya terdengar, seperti yang pernah dicita-citakan Taralamsyah tahun 60-an.
Mungkin karena itulah ada yang menduga bahwa St AK Saragoh seolah-olah mengadopsi inggou yang pernah dipublikasi oleh pendahulunya itu. Padahal itu karena memang gagasannya sama, menonjolkan inggou Simalungun dalam lagu ciptaan kedua pujangga ini.
Seperti halnya lagu Jawa atau lagu Cina yang kalau didengungkan akan spontan direspons pendengarnya, apakah itu lagu Jawa atau Cina atau dalam hal ini lagu Simalungun. Tidak semua kemampuan ini dimiliki pencipta lagu Simalungun. Dan bukan semua lagu bersyair Simalungun beringgou Simalungun.
Dr Sarmedi yakin, selama GKPS masih ada, selama gereja-gereja di Indonesia masih eksis, selama itu pulalah nama St AK Saragih tidak hilang dari ingatan manusia. “Berkat ciptaan lagu dan syair yamg begitu banyak pada Kidung Jemaat Haleluya GKPS dan terjemahan ke bahasa Indonesia pada buku nyanyian kristen lainnya,” kata penulis buku Inggou Simalungun Kumpulan lagu Ciptaan Taralamsyah Saragih 1964 Medan, ini mengakhiri. (dro/mua)

sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
SIANTAR–Horas sayur matua ma ham Bapa, horas sayur matua ma ham Inang, horas sayur matua hita on.

Itulah salah satu lirik lagu ciptaan Sintua Absalom Kasianus Saragih (75) yang tidak asing lagi di dengar masyarakat. Di setiap acara adat pesta pernikahan Simalungun, lagu itu selalu dibawakan untuk mewarnai serangkaian adat.
Namun sekarang masyarakat hanya bisa mendengarkan lagu-lagu ciptaanya saja, sebab Sintua AK Saragih telah dipanggil menghadap Tuhan, Selasa (28/2). Dia meninggal di ruangan ICU RSU Djasamen Saragih sekira pukul 05.00 WIB. Sejak tiga tahun terakhir, dia menderita penyakit jantung dan paru-paru.

Di kediaman Sintua AK Saragih di Jalan Handayani II, Kecamatan Siantar Sitalasari, Rabu (29/2) sudah berdiri beberapa tenda dan papan bunga yang disampaikan oleh kerabatnya. Begitu masuk ke rumahnya tersebut, ternyata suasananya tidak sehebat namanya yang sudah tersebar di Siantar-Simalungun.
Begitu juga dengan kondisi rumah itu tidak sehebat dan banyaknya lagu yang ia ciptakan. Rumah tersebut masih semi permanen yang sebagian masih berdindingkan papan. Sementara dalam ruangan itu, hanya ada beberapa wanita setengah baya yang mengenakan sarung dan ulos. Serta anak kelimaSintua AK Saragih, Tuah Ben Saragih dan istrinya Sinar br Sinaga yang berada di sekitar jenazahnya.
Selanjutnya METRO mulai memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan kepada anak kelima AK Saragih. Kemudian dengan senang hati keluarganya menerima dan bersedia menceritakan kenangan dan kisah perjalanan hidup orangtuanya. “Awal berkiprah di dunia seni pada 1978, yakni mengikuti pertandingan menciptakan lagu Habonaran Do Bona yang saat itu masih dipimpin Bupati Simalungun, BF Silalahi. Saat itu bapak berhasil meraih juara satu dan itu yang membuat dia termotivasi untuk berkarya,” sebutnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, memang karyanya terus mengalir dan hingga kini ada sekitar 400 lagu yang telah diciptakannya. Biasanya untuk menciptakan sebuah lagu, dia belajar di notnya terlebih dahulu. Setelah notnya dapat, baru mencari syair yang cocok.
“Seluruh lagu yang diciptakan Bapak hanya ditemani dengan sebuah piano merk Yamaha. Bapak belajar memainkan not dengan piano saat usianya sekitar 23 tahun. Dari situlah Bapak mampu menciptakan lagu bervariasi mulai dari kidung pujian hingga budaya Simalungun. Sementara lagu pop Simalungun yang saat ini sering didengarkan masyarakat Simalungun berjudul ‘Horas Sayur Matua’. Lagu itu sering dibawakan pada acara adat pesta pernikahan dan itu memang sudah menjadi lagu tradisi untuk pernikahan di Simalungun,” ujarnya.
Sedangkan lagu kidung pujian yang cukup terkenal yakni lagu Pesparawi yang berjudul Tiada Kasih, Aku Melihat Bumi Yang Baru dan Haleluya Puji Tuhan. Lagu untuk kegiatan Pesparawi itu berawal dari imbauan Bimas Kristen agar gereja-geraja menyampaikan kepada jemaatnya untuk menciptakan lagu rohani. Bagi jemaat yang lagunya berhasil diangkat dan dibawakan saat perlombaan, maka akan mendapatkan royalty.
Dilanjutkannya, lagu Sintua AK Saragih yang dulu tamat dari Sekolah Raya Sirpang Hinalang itu berhasil dibawakan untuk tiga kali perlombaan Pesparawi. Lagu itu dibawakan untuk perlombaan Pesparawi Tahun 1999, 2006 dan 2010. “Atas seluruh karya seni yang dibuatnya, Bupati Simalungun pernah memberikan penghargaan pada saat Pesta Rondang Bintang 2011 lalu,” jelansya
Sambungnya, tidak hanya itu saja, pada pesta 100 tahun Jubileum GKPS digelar konser AK Saragih. Konser itu membawakan seluruh lagu ciptaan dari AK Saragih dan itulah kebanggaan terbesar dalam hidupnya. Selanjutnya pada 2003, dia pernah menerima hadiah satu unit mobil Toyata Carry dari pusat. Tapi pada 2010, mobil itu dijual karena biaya pajaknya setiap tahun terlalu mahal.
“Keluarga memutuskan menjualnya karena biaya pajaknya cukup berat. Kalau dulu biaya untuk pajak kendaraan sering diminta sama Marim Purba dan Jhon Hugo Silalahi. Mereka dulu sangat kompak dengan Bapak, makanya Bapak sampai berani meminta uang untuk membayar pajak kendaraan,” paparnya.
Diterangkan pria yang biasa disapa Ben tersebut, kepergian AK Saragih meninggalkan lima orang anak, 11 orang cucu dan tiga cicit. Sedangkan istrinya, Alm Rosni Hasna br Purba sudah lama meninggal di usia 65 yakni pada tahun 2000. Akan tetapi talenta yang dimiliki AK Saragih turun kepada anak ketiganya yakni Lizmayer yang menetap di Belanda. Di sana kakaknya sudah membuat tiga buah album lagu rohani.
Di masa muda Sintua AK Saragih dulu, dia paling kompak dan belajar dari pimpinannya El Manik. Saking kompaknya, mereka pernah membuat grup yang bernama Yamuser (Yayasan Musik Gerejawi). Bahkan atas bakatnya biasanya mereka melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia.
“Sudah hampir semua lokasi di jalani Bapak di Indonesia. Rencananya dulu Bapak pernah hendak melangsungkan perjalanan ke Australia. Tapi rencana itu gagal karena bapak tidak bisa berbahasa Inggris. Maklum Bapak hanya tamat di bangku SMP di SMP 2 yang sekarang SMPN 1,” katanya. (mua)


sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon