sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

SIMALUNGUN – Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (Himapsi) bersama ratusan masyarakat Simalungun, kembali melakukan aksi moral di depan Kantor Imigrasi Kelas II Siantar, Jalan Medan KM 11, Nagori Beringin, Kecamatan Tapian Dolok. Kamis (25/4) pukul 11.00 WIB.
Pantauan METRO, dalam aksi moral kedua itu anggota Himapsi menyembur kantor Imigrasi dengan air sirih di  beberapa dinding dan pagar. Tampak dalam aksi itu, tak satupun dari anggota Himapsi melakukan orasi di depan kantor Imigrasi tersebut, seperti aksi hari sebelumnya, Rabu (24/4).
Himapsi hanya melakukan penyiraman air sirih yang campur kapur dan buah gambir ke tembok kantor Imigrasi. Hampir setiap tembok terkena siraman dengan bercak merah, bahkan prasasti kantor Imigrasi juga ikut disembur.
Siraman air sirih itu membuat dinding warna biru menjadi kemerahan. Tak hanya itu, Himapsi juga melakukan peletakan bendera adat Simalungun di depan kantor Imigasri sampai ke pagar depan.
Setelah semua aksi digelar kurang lebih berlangsung 40 menit, Himapsi langsung meninggalkan kantor Imigrasi. Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himapsi Siantar Dian Purba Tamba mengatakan, aksi siraman air sirih dan peletakan bendera adat Simalungun adalah peringatan terakhir untuk Fritz Todung Aritonang, selaku Kepala Imigrasi yang menomor duakan adat lokal.
”Bila tidak sadar juga, kami akan lakukan aksi yang jauh lebih besar dalam waktu dekat ini,” tegas Dian. Kepala Imigrasi Kelas II Siantar Fritz Todung Aritonang ketika dikonfirmasi METRO, mengaku tidak mau berkomentar lagi dalam hal tersebut.
“Semalam saya sudah kasih penjelasan ke para teman media dan hasil konferensi pers itu saya sudah meminta maaf jika warga Simalungun keberatan dengan pakaian adat dari luar daerah itu,” katanya.
Bahkan untuk menghargai aksi warga Simalungun kemarin, pihak Imigrasi menahan untuk tidak memakai pakaian adat dari luar daerah sebelum pakaian adat Simalungun selesai ditempah. “Saya sudah cukup menghargai warga Simalungun, sekarang ini pakaian adat Simalungun sedang saya tempah.
Nantinya setelah selesai langsung Ketua PMS Minten Saragih yang langngsung menyematkan pakaian Simalungun itu sebagai pakaian dinas Imigrasi,” tambah Kepala Imigrasi ketika ditemui METRO di ruang kerjanya, Kamis (25/4) siang. (eko)

sumber : metro siantar

SIMALUNGUN, KOMPAS.com  Bravo Girsang, pelajar SMP Negeri 1 Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, penderita osteoporosis (pengapuran tulang) mengikuti ujian nasional (UN) di dalam mobil, Rabu (23/4/2013).



Hal itu terlihat ketika rombongan Bupati Simalungun JR Simalungun melakukan kunjungan pelaksanaan UN di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Di sekolah ini, peserta UN terdaftar sebanyak 243 orang, tetapi yang mengikuti 242 orang. Mereka dibagi dalam 13 ruangan dan satu orang dinyatakandrop out (DO).



Sama halnya dengan peserta lainnya, dalam melaksanakan ujian, Bravo juga mendapatkan pengawasan dari tim pengawas ujian. 



Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Raya Toni Pelman Purba mengatakan, Bravo Girsang merupakan siswa aktif dan memiliki prestasi yang baik. “Meskipun kondisinya begini, ia sangat bersemangat untuk belajar. Apalagi, dia anak yang baik dan memiliki prestasi di sekolah," ujar Toni.



Kepada wartawan, Bravo Girsang mengaku mengalami pengapuran tulang sejak dua bulan terakhir. "Pada awalnya saya terasa keram di kaki lalu lama-kelamaan menjadi begini. Meski ujian dengan kondisi begini, saya berharap dapat lulus," ujar Bravo.



Melihat kondisi dan semangat Bravo, Bupati JR Saragih mengatakan akan memberi bantuan biaya pengobatan. 



Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Resman Saragih menjelaskan, pelaksanaan UN tingkat SMP sederejat di Kabupaten Simalungun diikuti sebanyak 208 sekolah. SMP sebanyak 138 sekolah dan MTs sebanyak 70 sekolah. Jumlah peserta sebanyak 14.715 orang.

SUMBER : 
KOMPAS.com
SIMALUNGUN – Pemkab Simalungun terus melakukan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Upaya itu dilakukan, agar masyarakat khususnya dari keluarga kurang mampu tetap mendapat pelayanan yang sama dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk merealisasi hal terebut, Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM didampingi Plt Sekda Ir Jhon Sabiden Purba MUM, Asisten Pemerintahan dan Kesra Eka Hendra SSos, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Johanes SP dan beberapa pimpinan unit kerja di jajaran Pemkab Simalungun, Senin (22/4) bersilahturahmi ke PT Brigestone Sumatera Rubber Estate (BRSE).
Kedatangan Bupati dan rombongan disambut Act Presiden Direktur, H Aswansyah Noerdin, Finance Direstor, Masahifo Okazaki, R & D Manager, Kazo Susaki, Palnt Manager, Takashi Sukamoto dan para manager devisi PT Brigestone Sumatera Rubber Estate, yang selanjutnya melakukan pertemuan di Gedung Dolok Marangir Klub di areal perkantoran PT BRSE.
Pada kesempatan itu, DR JR Saragih SH MM menyampaikan, silahturrahmi menjalin kerjasama dalam mendukung program Pemkab Simalungun guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang peningkatan SDM melalui dana Coorporate Social Responsibility (CSR).
 “Kabupaten Simalungun memiliki sekitar 1 juta jiwa lebih penduduk dan banyak anak-anak di daerah ini yang ingin melanjutkan pendidikan tapi kebanyakan dari keluarga yang tidak mampu dan mereka pada umumnya anak-anak yang berprestasi.
Oleh karenanya diharapkan PT Brigestone Sumatera Rubber Estate turut serta berperan dalam membantu anak-anak ini dalam meningkatkan pendidikannya melalui dana CSR dalam bentuk beasiswa,” kata Bupati.
Selain di bidang pendidikan, diharapkan juga pihak PT BRSE, melalui CSR juga dapat membantu dalam peningkatakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Simalungun.
Disampaikannya juga, Pemkab Simalungun sangat mendukung keberadaan perusahaan-perusahaan baik yang dikelola negara maupun swasta di daerah Simalungun.
Hanya saja diharapan, supaya perusahaan-perusahaan tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Simalungun melalui dana CSR yang dimiliki perusahaan.
Dikesempatan itu, Bupati juga menyampaikan, Pemkab Simalungun pada tahun 2013 mengalokasikan dana sebesar Rp5 miliar untuk pendidikan. Hal ini demi kemajuan masyarakat Kabupaten Simalungun. Jadi peran perusahaan-perusahaan yang ada di daerah ini sangat dibutuhkan.
“Kami (Pemkab Simalungun) tahun 2013 ini memberikan bea siswa kepada 20 orang anak berprestasi dari keluarga tidak mampu untuk di sekolahkan di IPB,” ungkapnya. Selanjutnya Bupati mengatakan, melalui dana CSR yang ada di perusahaan-perusahaan hendaknya disalurkan melalui satu pintu, sehingga tidak terjadi kegiatan-kegiatan yang tumpang tindih.
Artinya, jangan ada kegiatan seperti PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) dan kegiatan pemerintah lainnya dilaksanakan bersamaan dalam penyaluran dana CSR, sehingga tidak jelas peruntukannya.
Menyikapi tawaran Bupati Simalungun untuk mendukung program pemerintah dalam membangun Kabupaten Simalungun, Act Presiden Direktur, H Aswansyah Noerdin menyambut baik dan pihaknya siap bekerjasama dengan Pemkab Simalungun.
“Kami juga telah melakukan apa yang menjadi harapan Bupati Simalungun. Melalui CSR tahun 2012, kami telah menyalurkan dana untuk membantu biaya sekolah bagi anak-anak, terutama bagi yang berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Bagi yang di universitas, kami telah memberi bantuan namun Indeks Prestasi (IP)-nya di atas 3. Melalui CSR ini juga kami membantu masyarakat pada insfrastruktur jalan, seperti di Dolok Ulu Kecamatan Tapian Dolok peleningan jalan sepanjang 1,4 Km,” jelas Aswan.
Menyinggung tentang besarnya dana CSR untuk tahun 2013 ini, Aswan menjelaskan masih dalam proses dan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pimpinan mereka termasuk untuk menaikkan dana CSR seperti harapan Bupati Simalungun. (rel/pra)

sumber : metrosiantar.com
SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Ratusan warga etnis Simalungun mendatangi Kantor Imigrasi Kelas II Pematangsiantar, di Jalan Medan, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (24/4/2013).


Warga etnis Simalungun ini melontarkan protes atas kebijakan Kepala Kantor Imigrasi Pematangsiantar, Fritz Todung Aritonang yang menjadikan bahan ulos dari daerah lain sebagai busana kerja pegawai setiap hari Jumat di Kantor Imigrasi Pematangsiantar.



Di bawah kawalan puluhan aparat Kepolisian Resor Simalungun, pendemo memasuki Kantor Imigrasi seraya mempertunjukkan ritual dan adat istiadat etnis Simalungun. Diawali dengan orasi secara bergantian, mulai dari pemuda Simalungun hingga tokoh adat yang diwakili Sekretaris Jenderal DPP Partuha Maujana Simalungun, Pardi Purba.



Mereka menyesalkan dan menolak kebijakan Fritz Todung Aritonang yang menjadikan bahan ulos yang bukan dari daerah Simalungun sebagai busana kerja di Kantor Imigrasi Pematangsiantar. Kantor tersebut memang berlokasi di wilayah Kabupaten Simalungun.

“Kami tidak terima diinjak-injak di wilayah kami sendiri. Jika busana daerah manapun dipakai dalam acara keluarga, kami tidak akan protes. Tetapi jika busana daerah lain kemudian diwajibkan dipakai di perkantoran di wilayah Simalungun, ya itu namanya menginjak-injak kearifan lokal,” kata Pardi Purba.


Untuk itu, kata Pardi, warga meminta kebijakan Kepala Kantor Imigrasi Pematangsiantar segera dibatalkan. Sebab jika dibiarkan berlangsung akan menimbulkan kemarahan bagi etnis Simalungun. “Itu harus dibatalkan. Dia juga harus meminta maaf kepada etnis Simalungun atas tindakannya yang keliru, disampaikan melalui media massa yang ada di Simalungun,” katanya lagi.



Dalam aksi ini, warga juga menggelar ritual memotong ayam dan manguras (memercikkan air ke seluruh bagian kantor). “Ritual memotong ayam merupakan bentuk tuntutan agar pembuat keputusan yang salah menyadari kekeliruannya. Kita harapkan kejujurannya. Sedangkan manguras artinya membersihkan kotoran-kotoran atau sikap yang salah di lingkungan kantor ini,” jelas Sultan Saragih, budayawan Simalungun, di sela aksi demo berlangsung.



Pada bagian lain, warga melalui koordinator aksi Radi Saragih menyampaikan sikap diantaranya, meminta kebijakan bahan ulos dari daerah lain sebagai busana kerja di Kantor Imigrasi Pematangsiantar dicabut. Mereka juga meminta Dirjen Imigrasi di Jakarta untuk mencopot Fritz Todung Aritonang dari jabatannya. “Kita juga menyerukan yang bersangkutan hengkang dari Kabupaten Simalungun karena tidak memahami budaya lokal,” seru Rida.


PERSYARATAN:

1. Umum

  • Warga Negara Indonesia
  • Berkelakuan baik dibuktikan surat keterangan Kepala Sekolah
  • Usia maksimum 16 tahun pada 1 Juli 2013
  • Tinggi dan berat badan seimbang
  • Sehat Jasmani dan Rohani
  • Siswa kelas 9 SMP/Sederajat TP: 2012/2013, dengan syarat prestasi/nilai sebagai berikut:
  • A. Berdasarkan Peringkat Umum
    Siswa yang berasal dari SMP/MTs negeri, swasta, mendapat juara umum paralel pada semester V kelas 9 TP. 2012/2013 dengan ketentuan sebagai berikut:
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 15-20 orang = 1 orang (Juara umum I)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 21-40 orang = 2 orang (Juara umum I-II)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 41-60 orang = 3 orang (Juara umum I-III)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 61-80 orang = 4 orang (Juara umum I-IV)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 81-100 orang = 5 orang (Juara umum I-V)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 101-120 orang = 6 orang (Juara umum I-VI)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 121-140 orang = 7 orang (Juara umum I-VII)
    - Apabila jumlah siswa (kelas 9) 141-160 orang = 8 orang (Juara umum I-VIII)
    - Setiap kelipatan 20 penambahan 1 orang juara umum tersebut ditetapkan dan diterangkan oleh
       kepala sekolah yang bersangkutan.

    B. Berdasarkan Rata-rata Nilai, dengan syarat sebagai berikut:
    - Siswa berasal dari SMP/sederajat negeri/swasta di dalam di luar kabupaten Simalungun
       Provinsi SUMUT
    - Memiliki Nilai Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA pada
       semester I, II, III, IV, V serendah-rendahnya 7,00 (Tujuh koma nol nol)
    - Nilai mata pelajaran tersebut diterangkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan

2. Khusus

Mengisi formulir pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Plus Partuha Maujana Simalungun (PMS) beralamat di Jl. Sutomo No. 68 Pematang Raya, Kab. Simalungun dengan melampirkan:
  • Fotocopy rapor semester I s/d semester V dilegalisir oleh Kepala Sekolah (masing-masing rangkap satu)
  • Pas photo hitam putih / berwarna terbaru sebanyak 2 (dua) lembar ukuran 3 x 4 Cm dan 2 (dua) lembar ukuran 2 x 3 Cm.
  • Fotocopy akte kelahiran / kenal lahir 1 (satu) lembar
  • Fotocopy Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)
  • Mengikuti seleksi administrasi, tes akademik, wawancara, fisik, kesehatan, psikotes, dan tes kemampuan kesemaptaan jasmani

PENDAFTARAN:

A. Waktu dan Tempat

  1. Medan dan sekitarnya
    Tempat : Gedung SSC Jl. Iskandar Muda No. 22 D Medan
    Tanggal : 18 Maret - 06 April 2013
    Pukul    : 14.00 - 20.00 WIB
  2. Simalungun dan sekitarnya
    Tempat : SMAN 1 Raya, Jl. Sutomo No. 68 Pematangraya
    Tanggal : 18 Maret - 30 April 2013
    Pukul: 08.00 - 14.00 WIB

B. Prosedur Pendaftaran

  1. Formulir pendaftaran dapat diambil di SMAN 1 Raya dan SSC Medan
  2. Pendaftaran dilakukan langsung oleh calon siswa dan didampingi oleh orang tua / wali.
  3. Biaya pendaftaran Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)

TAHAP SELEKSI:

A. Seleksi Akademis

  1. Seleksi akademis (ujian tertulis) akan dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Mei 2013 dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai, bertempat di SSC Medan bagi yang memilih tempat tes Medan dan sekitarnya.
  2. Hasil seleksi akademis (ujian tertulis) diumumkan pada hari / tanggal Kamis, 02 Mei 2013 pukul 15.00 WIB bertempat di SSC Medan.
  3. Seleksi akademis (ujian tertulis) akan dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Mei 2013 dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai, bertempat di SMA Negeri 1 Raya bagi yang memilih tempat tes SMA Negeri 1 Raya.
  4. Hasil seleksi akademis (ujian tertulis) diumumkan pada hari / tanggal Kamis, 02 Mei 2013 pukul 15.00 WIB bertempat di SMA Negeri 1 Raya.
  5. Bagi calon peserta didik yang lulus tes akademis berhak untuk mengikuti tes psikotes, tes kesehatan, tes kesemaptaan jasmani dan wawancara.

B. Psikotes, Tes Kesehatan, Tes Kesemaptaan Jasmani, Wawancara

  1. Pelaksanaan psikotes, tes kesehatan, tes kesemaptaan jasmani, dan wawancara tanggal 06 - 08 Mei 2013 di SMA Negeri 1 Raya dan Korem 022 Pantai Timur Jl. Asahan Km 3 Pematang Siantar bagi semua calon yang lulus tes akademis baik yang memilih tempat tes di SSC Medan maupun SMA Negeri 1 Raya.
  2. Bagi calon peserta didik yang tidak mengikuti tes tersebut tidak ada ujian susulan dan dinyatakan gugur.

PENGUMUMAN DAN DAFTAR ULANG

  1. Pengumuman lulus dan diterima menjadi siswa baru hasil seleksi penerimaan siswa baru (PSB) SMA Plus Partuha Maujana Simalungun (PMS) dapat dilihat di SSC Medan dan SMA Negeri 1 Raya pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013
  2. Pendaftaran ulang bagi siswa baru yang diterima dilaksanakan tanggal 20 - 24 Mei 2013 dengan melengkapi  persyaratan sebagai berikut:
    - SKHUN asli dan 2 (dua) lembar foto copynya
    - Surat keterangan pindah rayon bagi siswa yang berasal dari SMP/MTs di luar kab. Simalungun

KETENTUAN LAIN

  1. Calon peserta didik yang dinyatakan lulus tetapi tidak mendaftar ulang pada tanggal yang telah ditetapkan dinyatakan mengundurkan diri.
  2. Bagi calon peserta didik yang lulus, masuk asrama pada hari Sabtu, 07 Juli 2013 mulai pukul 08.30 - 17.00 WIB langsung diantar oleh orang tua / wali
  3. Calon peserta didik yang mengundurkan diri sesudah masuk asrama tidak diberi surat pindah ke sekolah lain, tetapi hanya diberikan surat keterangan lulus seleksi masuk
Untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi atau mendatangi Pusat Informasi dan Pendaftaran. Untuk wilayah Simalungun dan sekitarnya dapat datang langsung ke SMA N 1 Raya Jl. Sutomo No. 68 A Pematang Raya 21162 (CP: B. P. Sembiring - 081362300516). Untuk wilayah Medan sekitarnya dapat datang langsung ke LBB SSC Jl. Iskandar Muda No. 22 D Medan (CP: Teguh Sinaga - 081396314939)
MEDAN: Nama Kompol (Anumerta) Andar Yonas Siahaan akan diusulkan menjadi nama ruang pertemuan (Aula) Polres Simalungun. Nama itu diusulkan sebagai wujud penghargaan atas pengabdian Kapolsek Dolok Pardamean itu hingga akhir hidupnya sebagai seorang polisi yang komit menjalankan perintah pimpinan yaitu membasmi bentuk perjudian di wilayah hukum Polres Simalungun. 

Usulan itu disampaikan Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik kepada wartawan, Minggu (31/03). "Dalam waktu dekat, kita akan mengusulkan rencana tersebut kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro," kata Kapolres Simalungun dengan menyebut pengusulan nama itu berdasarkan pertimbangan dan kajian yang matang. Itu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan  terhadap almarhum yang gugur saat bertugas.

Selama ini ruang pertemuan di Mapolres Simalungun, Pamatang Raya, Kecamatan Raya Simalungun itu dinamai Aula Bharadhaksa. Nama itu yang direncanakan akan diganti dengan AKP Andar Yonas Siahaan, terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Yonas Siahaan meninggal dunia setelah dikeroyok seratusan warga di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Rabu (27/3) malam sekira pukul 22.30 WIB. Saat kejadian, ia beserta ketiga anggotanya bermaksud menangkap bandar judi kupon Kusdi Saragih (48).

Setelah Kusdi Saragih  ditangkap petugas, istrinya TM br Aruan berteriak sehingga memancing kerumunan warga. Kapolsek sempat menenangkan warga, namun warga yang emosi tak perduli lalu  menganiaya AKP Andar hingga akhirnya tewas ditempat.

AKP Andar dianugrahi penghormatan kenaikan pangkat setingkat menjadi Kompol (Anumerta). Andar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia, Medan, Jumat (29/3) siang.

Pemakamannya dipimpin Kapoldasu, Irjen Pol.Drs. Wisjnu Amat Sastro dan dihadiri Pangdam I/BB Mayjen TNI. Lodwick Paulus dan Gubsu Gatot Pudjo Nugroho.

Saat pemakaman Kompol Anumerta Andar Yonas Siahaan,  Kapoldasu mengatakan, Kompol Andar memegang teguh tugas kepolisian. Andar adalah salah satu prajurit terbaik Polri yang melaksanakan tugas tanpa memandang situasi, semua demi pengabdian untuk negara.

Wisjnu juga meminta agar keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan kuat.

Dalam kejadian itu, polisi menetapkan 18 warga setempat menjadi tersangka dan 17 tersangka dititipkan ditahanan Poldasu. Mereka adalah.  Justan Purba, Rusdin Eferri Sinaga, Maridin Sinaga als Pak Rijal, Jordan Silalahi,  Karnaen Tamba, Bonar Saragih,  Dedi Girsang, Jaresdin Saragih.

Kemudian,  Rudi Antoni Sidabutar, Jasarmen Sinaga, Sofian Sitio,  Pandapotan Sihaloho, Waryanto alias Yanto, Fernandus Turnip, Boing Sidebang,  Juki Ardo Sandoksen Naibaho dan  Tamaria br Aruan.

Sementara 4 warga lainnya saat ini masih dikenakan wajib lapor ke Mapolres Simalungun.

Tersangka pelaku penganiayaan itu terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.(Jst)



sumber : PORTALKRIMINAL.COM

Pemkab Bangun Rumah Janda Miskin


[Foto: Ist]
janda miskin – Bupati Simalungun DR JR Saragih, memberikan bantuan pembangunan rumah janda miskin di Kecamatan Dolok Pardamean.
SIMALUNGUN – Pemkab Simalungun memberikan bantuan uang sejumlah Rp70 juta untuk membangun rumah warga tidak mampu di Huta Dolok Saribu, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean.
Selama ini Tiar br Girsang (63 tahun) bersama seorang anaknya, yang menerima bantuan, tinggal menumpang di rumah tetangganya dengan luas kamar 2×1,5 meter lantai tanah dinding tepas (gedek).
“Saya prihatin melihat kondisi kesehatan dan rumah ibu ini, untuk itu kami akan memberikan bantuan buat membangun rumah ini,” kata Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM didampingi Kadis Kesehatan dr Saberina MARS, Plt Sekda Ir Jhon Sabiden Purba MUM, Pangulu Nagori Dolok Saribu Jalmen Saragih ketika berkunjung ke Nagori Dolok Saribu, Senin (1/4).
Mendengar bantuan yang akan diberikan Pemkab Simalungun, Tiar merasa terharu sambil menitikkan air mata. Selanjutnya bupati memberikan kata-kata penghiburan buat Tiar agar tidak larut dalam kesedihan.
“Jangan menangis Bu, ini adalah tugas kami sebagai pemerintah memberikan pelayanan dan membantu masyarakat yang membutuhkan, jadi tidak usah bersedih,” ujar bupati. Selain akan membangun rumahnya, dalam kesempatan tersebut bupati juga memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp4 juta kepada Tiar br Girsang untuk bekal hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pangulu Nagori Dolok Saribu Jalmen Saragih menceritakan bahwa kondisi kesehatan Tiar Girsang yang mengalami kebutaan dialaminya sudah 4 tahun terakhir. “Sejak suaminya almarhun B Saragih meninggal dunia beberapa waktu lalu kondisi kesehatannya menurun.
Sementara ketika berumah tangga, mereka dikaruniai seorang anak perempuan,” ungkapnya.
Jalmen menambahkan, Tiar mengalami kebutaan setelah sebelumnya menderita sakit, dan lama-kelamaan kedua matanya tidak bisa melihat lagi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama seorang anaknya, Tiar berharap belas kasihan dari warga. Para tentangga mengungkapkan, untuk kebutuhan sehari-hari Tiar mereka memberikan bantuan makanan.
”Kami memang prihatin melihat kondisinya. Mudah-mudahan dengan adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Simalungun sedikit meringankan beban Tiar,” ujar Br Purba salah seorang tetangga Tiar.(ant/ara)
sumber : metro siantar

Selamatkan Diri, Sembunyi di Makam

SIMALUNGUN – Brigadir Leo Sidauruk, salah satu anggota Kapolsek Dolok Pardamean AKP A Siahaan, mengaku bersembunyi di liang makam saat lari dari amukan massa. Saat memasuki perladangan, Leo melihat kuburan dan membuka pintunya dan kemudian masuk ke dalam kuburan.
“Ketika itu, saya sudah kalut karena dikejar warga yang berjumlah sekitar 20 orang. Kemudian saya masuk ke dalam makam yang pintunya bisa dibuka,” kata Brigadir Leo berlinang air mata.
Beberapa menit di makam permanen tersebut, dia kemudian keluar dan menyusuri perladangan warga. Karena lokasi perladangan tersebut bergunung-gunung, Leo terpaksa merayap untuk menghindari jangkauan warga yang ketika itu masih melakukan pengejaran.
“Ada sekitar 1 km saya merayap, apalagi saat itu sedang terang bulan, sehingga mudah terlihat kalau saya berdiri,” kata Leo.
Setelah jauh dari lokasi, akhirnya dia pun dapat berhasil pergi setelah bertemu dengan rekannya Bripka Lamsar M Samosir.
“Peluruku hanya 6 butir, sementara warga ada ratusan orang. Bolehlah saya tembak dan mengenai enam orang. Tapi setelah habis peluru, saya akan menjadi bulan-bulanan warga,” aku Leo yang mengaku memilih melarikan diri ketika ditanya kenapa tidak melakukan perlawanan kepada warga dengan menggunakan pistolnya.
Dia juga mengatakan bahwa Kapolsek AKP Andar Siahaan sudah dipaksa untuk meninggalkan mobilnya untuk melarikan diri. Akan tetapi, AKP Andar Siahaan tetap bertahan di dalam mobilnya. Menurut pengakuan Leo, para warga sudah mengetahui bahwa mereka merupakan petugas kepolisian. Sehingga alasan warga bertindak karena diteriaki maling adalah bohong besar.
“Baik kali Bapak ini (AKP Andar Siahaan), bahkan beberapa hari yang lalu kami diajak berwisata. Aku dikasih uang Rp250 ribu, waktu kutanya uang apa, Kapolsek bilang uang rokok aja,” ujar Leo mengenang kisah terkakhirnya dengan pimpinannya.
Sementara itu, saat warga menyerang, Kapolsek masih sempat menelepon Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik untuk menceritakan situasi saat itu.
“Telepon pertama masuk, saya bilang supaya dicoba ditenangkan dulu. Dan beberapa menit kemudian beliau telepon lagi dan minta tolong kalau sudah tidak bisa lagi dikendalikan lagi. Lalu saya suruh untuk pergi untuk melarikan diri,” kata Kapolres Simalungun kepada METRO sembari menunjukkan panggilan di ponselnya.
Kapolres Simalungun menjelaskan, situasi ini baru pertama kali terjadi di wilayah hukum Polres Simalungun yang menewaskan Kapolsek oleh pengeroyokan warga.
“Kita sangat berduka dalam hal ini, mungkin nanti saya akan usulkan nama aula Kapolsek Dolok Pardamean dijadikan nama AKP Andar Siahaan. Pangkatnya akan dinaikkan menjadi Kompol, sebab AKP Andar Siahaan meninggal saat tugas. Jadi ini merupakan penghargaan kepada beliau atas jasanya,” tambahnya. (pra)
Tersangka Pembunuh Kapolsek:
1. Justan Purba
2. Rusdin Eferri Sinaga
3. Maridin Sinaga
4. Jordan Silalahi
5. Karnaen Tamba
6. Bonar Saragih
7. Dedi Girsang
8. Jaresdin Saragih
9. Rudi Antoni Sidabutar
10. Jasarmen Sinaga
11. Sofian Sitio
12. Pandapotan Sihaloho
13. Waryanto alias Yant
14. Fernandus Turnip
15. Boing Sidebang
16. Juki Ardo Sandoksen Naibaho
17. Tamaria br Aruan.
18. Irwan Saragih
19. Mangaratua Purba
20. Usman Saragih
21. Wahmen Saragih

Benni: Akan Dirawat

[Foto: Billy]
Aset Pemkab Simalungun teronggok di pelataran Kantor PD Agromadear.
SIMALUNGUN – Sejumlah aset Pemkab Simalungun teronggok menjadi besi tua di pelataran Kantor PD Agromadear di Jalan Asahan, Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, Simalungun. Ditaksir kerugian mencapai miliaran rupiah dan menjadi pemandangan buruk bagi masyarakat.
Dirut PD Agromadear Ir Benni Purba mengatakan, pihaknya berencana penggunaan alat-alat tersebut untuk kegiatan/usaha lain dan juga melakukan upaya perawatan.
Di lokasi ini terlihat masing-masing satu unit alat berat jenis Whell Loader, Traktor dan dua unit Compacktor, lima unit mobil Dump Truk dan eks mini bus yang rusak dan alat berat lainnya teronggok seperti besi tua. Sebagian alat berat mulai karatan dan diselimuti semak belukar karena tidak digunakan.
Seorang kontraktor asal Simalungun, Ir Sahrul ketika ditemui METRO, Kamis (28/3) sangat mengesalkan kondisi alat berat yang teronggok dan rusak itu. Menurutnya, kondisi alat berat berwarna kuning ini, tidak layak untuk dijalankan karena tidak diurus.
Menurut Sahrul, disinilah kelemahan Pemkab Simalungun melalui Dinas PU dan PD Agromadear ini. Alat berat digunakan untuk mengerjakan proyek pembangunan, tapi setelah digunakan terkesan tidak rawat agar dapat difungsikan untuk musim proyek berikutnya.
Padahal tambahnya, jika aset ini dirawat dengan baik, maka pemerintah dapat menggunakannya untuk tahun berikutnya, tanpa harus  menguarkan biaya dari APBD untuk membeli peralatan yang baru. “Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah. Dana untuk pebelian alat baru kan biasa untuk membantu melancarkan roda perekonomian masyarakat Simalungun menjadi lebih baik,” ujarnya.
Sahrul menduga, kuat penyebab terlantarnya alat berat ini karena kurangnya visi dari misi dari Dinas PU Pemkab Simalungun untuk merawat dan memperdayakan alat berat ini. Akibatnya, Pemkab Simalungun akan lebih banyak lagi mengucurkan dana untuk kegiatan pembelian alat berat dalam melaksanakan proyek infrastruktur.
”Harusnya Dinas PU mengajak PD Agromadear untuk bekerja sama melakukan perawatan secara berkala aset Pemkab Simalungun ini. Pasalnya PD Agromader adalah perusahaan daerah yang bertanggungjab untuk menjaga dan memberdayakan aset Pemkab Simalungun.
Terpisah, Direktur Utama PD Agromadear Ir Benni Purba ketika dihubungi METRO, Kamis (28/3) membenarkan, banyaknya aset Pemkab Simalungun berupa alat-alat berat yang teronggok di kantornya.
Namun demikian, kata Benni, pihaknya selama ini masih melakukan perencanaan soal kegiatan/usaha apa yang dudapat menggunakan alat berat tersebut. Tapi soal perawatan alat berat ini, semua menjadi program dari dinas PU Pemkab Simalungun.
”Kita memang sudah memikirkan akan membuka model kerja menggunakan alat berat. Hanya saja, program itu masih kami bahas. Soal oprasional alat berat, sepenuhnya di tangan Dinas PU Pemkab Simalungun. Mereka yang meletakkan alat itu di pelataran Kantor PD Agromadear,” ujarnya.
Rencananya, PD Agromader akan mengusulkan biaya perbaikan alat berat yang rusak, dan yang masih layak pakai, akan tetap digunakan,” ujarnya. (bli/mer)

sumber : metro siantar

Warga Sudah ke Ladang, Anak-anak Bermain Ceria

[Foto: RHANO]
AKTIVITAS – Salah seorang anak saat melintas di kebun kopi milik R Sinurat, Rabu (3/4).
DOLOK PARDAMEAN – Situasi di Merek Raja Nihuta dan Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean, pasca pengeroyokan Kapolsek AKP Andar Siahaan, berangsur pulih. Warga mulai beraktivitas, memanen tanaman mereka yang sempat tak terurus di ladang.
Amatan METRO, Rabu (3/4) sekira pukul 15.00 WIB, aktivitas warga Merek Raja Nihuta dan Dolok Saribu, tampak normal. Namun masih sedikit warga yang beraktivitas di ladang, untuk memetik kopi dan memanen tomat yang sudah memerah, bahkan sebagian sudah berjatuhan.
Beberapa warga yang ditemui METRO mengatakan, masyarakat di Merek Raja Nihuta dan Dolok Saribu tidak lagi ketakutan walau sebelumnya mereka sempat menunda panen.
Salahseorang warga Merek Raja Nihuta R Sinurat (37) dan istrinya Christiana br Girsang, ketika ditemui METRO, saat memanen kopi di ladangnya mengatakan, memang masih ada warga yang dipanggil polisi untuk memberikan keterangan, namun sudah dengan cara baik-baik dan setelah selesai diperiksa langsung dipulangkan.
“Memang, akibat kejadian itu, aktivitas pertanian masyarakat pasti terganggu. Banyak kopi dan tomat warga yang sudah tua belum dipanen. Mungkin saja kemarin masih ketakutan,” ujarnya.
J Malau (34), warga Dolok Saribu ditemui di kebun kopi miliknya juga mengatakan hal yang sama.
Menurut dia, warga sudah beraktivitas normal. Pertemuan warga dengan Kapolres dan Bupati Simalungun, membuat warga tidak ketakutan lagi. Warga sudah ke ladangnya masing-masing dan membereskan pekerjaan yang sempat terkendala hampir seminggu.
“Bagi warga yang ikut diperiksa ke Poldasu, biasanya kebunnya dikelola istrinya atau keluarga mereka,” ujarnya. Dia menambahkan, memang pihak kepolisian masih terus meminta keterangan dari beberapa warga.
Sebelumnya, warga di dua kampung yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) sempat ketakutan dan memilih menutup rumah. “Setelah adanya pertemuan warga dengan Kapolres Simalungun di balai desa beberapa hari lalu, kondisi sudah berangsur pulih,” ujar pria satu anak tersebut.
Selain itu, anak-anak juga sudah terlihat banyak bermain di halaman rumah warga. Pandangan warga terhadap orang melintas juga sudah terlihat biasa dan tidak lagi ketakutan. Pintu rumah warga juga sudah terlihat terbuka dan warga juga sudah terlihat ramai saat pulang dari ladang.
Camat Dolok Pardamean Redianan Naibaho, melalui Sekretarisnya Bangun Sihombing mengatakan, situasi dan kondisi di Kecamatan Dolok Pardamean, pasca terjadinya pengeroyokan Kapolsek sudah aman dan berjalan normal.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi mudah terprovokasi, namun sebaliknya membantu polisi dalam memberantas penyakit masyarakat di daerah tersebut.
“Masyarakat Dolok Pardamean diminta agar tidak mudah terprovokasi, tidak main hakim sendiri dan membantu polisi dan pemerintah memberantas penyakit masyarakat seperti judi. Dan yang paling penting, kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi,” ujarnya. (mag-05)
sumber : metro siantar
Saat warga melakukan penganiayaan terhadap Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan hingga tewas Rabu (27/3) pukul 21.30 WIB, ternyata kesempatan itu dimanfaatkan Walsen Malau (29) dengan mengambil uang Rp400 Ribu dari dompet Kapolsek. Namun perbuatan itu diketahui pihak kepolisian setelah melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
Walsen Malau dijemput petugas Kamis (28/3) pukul 17.00 WIB dari rumahnya di Huta Merek Rajanihuta, Nagori Hutabayu Butu Pane, Kecamatan Dolok Pardamean. Bukan hanya dia, beberapa warga lain juga ikut dibawa ke Mapolres Simalungun.
Menurut pengakuan tersangka, saat itu dia datang ke lokasi kejadian karena melihat warga berdatangan dengan menggunakan sepedamotor. Karena penasaran, dia pun ikut nimbrung bersama warga.
Saat berada di sekitar mobil, tersangka melihat dompet terjatuh di dekat mobil. Ditambah cahaya lampu sepedamotor para warga, membuat tersangka sangat yakin bahwa itu adalah dompet.
Dia pun mengambilnya dan membuka dompet warna hitam tersebut. Dia sempat terkejut saat membuka dompet tersebut terlihat foto dan tertulis anggota polisi. Walau sudah mengetahui bahwa itu milik AKP Andar Siahaan yang saat itu sedang dikeroyok warga, tidak membuat nyali tersangka ciut. Dia malah mengambil uang dari dalam Rp400 ribu.
“Cuman itu aja yang kuambil Pak, kalau soal tep (tape recorder, red) dan handphone tidak ada kuambil Pak,” aku tersangka kepada METRO.
Selain uang Kapolsek, tape mobil serta handphone juga tidak ditemukan di lokasi kejadian. Sehingga kuat dugaan yang mencurinya adalah warga yang kesempatan saat pengeroyokan. Namun siapa yang mengambilnya masih dalam proses penyelidikan kepolisian.
Kemudian tersangka mengaku lagi, setelah mengambil uang, dompet tersebut kembali diletakkan di tempat semula. Ditanya kenapa mengambil uangnya yang walapun sudah mengetahui dompet tersebut milik AKP Andar Siahaan, tersangka berambut sebahu itu  hanya terdiam. “Ya, gitulah Pak,” jawabnya dengan kepala tertunduk.
Dari uang Rp400 ribu tersebut, Rp 100 ribu sudah diserahkan kepada petugas, sementara sisanya Rp300 ribu lagi, kata tersangka, disimpan di rumah dalam kantong jaketnya. Menurut dia, saat peristiwa tersebut dia hanya mengambil uang dari dompet dan tidak ikut mengeroyok korban.
Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh penyidik, tersangka pun akhirnya mengaku ikut dalam berteriak-teriak di tengah kerumunan masyarakat dengan kata-kata ‘bakar’.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Walsen Malau anak kelima dari 7 bersaudara ini dijerat pasal 340 subs 338 atau pasal 351 ayat (3)subs pasal 358 atau170 ayat (2) KUHPidana.
Selain itu dia juga dijerat pasal 365 subs 363 KUHPidana tentang pembunuhan berencana dan juga tentang pencurian.
Perbuatan tersangka diduga keras telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain atau menghasut orang supaya melakukan tindak pidana atau pencurian dengan kekerasan atau pencurian pemberatan.
Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK melalui KBO Reskrim Iptu Manurung mengatakan, Walsen Malau saat ini masih dalam pemeriksaan untuk dilakukan pengembangan. (pra)

sumber : metro siantar