Teh Sidamanik Batal Dikonversi
Garama ParRaya
4:28 AM
0
SIMALUNGUN- Konversi kebun teh Sidamanik yang direncanakan menjadi perkebunan kelapa sawit batal. Hal itu terungkap setelah pergantian jajaran pimpinan PTPN IV Kebun Sidamanik, yang kini dipimpin Erwin Nasution, Ahmad Aslan Saragih sebagai direktur produksi dan Andi Wibisono sebagai direktur umum.
Putra Sembiring, salah seorang warga Sidamanik mengatakan, sejak pergantian jajaran pimpinan baru, konversi teh Sidamanik dibatalkan. Pembatalan itu juga dikuatkan oleh pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan di sejumlah media massa.
“Informasi pembatalan konversi itu sudah menyebar di masyarakat Sidamanik. Buktinya, tidak ada lagi aktifitas penanaman sawit di lahan perkebunanitu,” ujar Putra, Rabu (2/5). Senada diungkapkan Ketua DPC Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB) Kabupaten Simalungun Oloan Piktor Sipayung SE. Katanya, sejak adanya berita pembatalan itu, dia langsung melakukan investigasi ke Perkebunan Sidamanik. Menurut Piktor, kebijakan tersebut merupakan akumulasi dari saran dan kritik yang telah dilakukan AMIB Simalungun kepada pihak pemerintah daerah dan pusat serta kepada PTPN IV sejak 2011.
“Menolak konversi adalah kebijakan yang sangat arif bagi pembangunan di Simalungun,” ujar Piktor. Untuk itu, dia mengharapkan agar semua pihak dapat menerima kebijakan dengan elegan. Katanya, AMIB Simalungun sebelumnya telah melakukan investigasi secara faktual terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit di Kebun Sidamanik, Bah Butong dan Tobasari. AMIB Simalungun memberikan masukan secara elegan dengan menginformasikan melalui media dan surat resmi sehingga pihak mengambil keputusan dapat mengevaluasi dan memberikan solusi yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut Piktor mengatakan, ke depannya, pihak PTPN IV juga dsiharapkan dapat mengakomodir dan mengoptimalisasi pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) di Kabupaten Simalungun secara profesional. Karena dari sisi wilayah, lokasi kebun PTPN IV lebih besar di Kabupaten Simalungun. Karenanya, dia mengharapkan agar pihak PTPN IV memperhatikan potensi local, baik pemberdayaan SDM dan alokasi pembangunan melalui CSR.
“Jika kebijakan PTPN IV dapat berjalan dengan prinsip win-win solution, AMIB sangat mengapresiasi dan mendukung PTPN IV dalam melakukan usaha dengan konsep profit dan sosial untuk mensejahterahkan masyarakat. Untuk itu, mari bekerjasama membangun dengan memperhatikan dan kelengkapan secara global,” ajaknya.
Sementara, DR Robert Tua Siregr Msi, yang merupakan ahli perencanaan wilayah mengatakan, kebijakan itu sangat memberikan pencerahan bagi kelanjutan pembangunan di Simalungun. Sebab konsep pembangunan yang berkelanjutan harus dapat melakukan Nature Balanced antara sumber daya alam dan manusia. (osi/ara)
Putra Sembiring, salah seorang warga Sidamanik mengatakan, sejak pergantian jajaran pimpinan baru, konversi teh Sidamanik dibatalkan. Pembatalan itu juga dikuatkan oleh pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan di sejumlah media massa.
“Informasi pembatalan konversi itu sudah menyebar di masyarakat Sidamanik. Buktinya, tidak ada lagi aktifitas penanaman sawit di lahan perkebunanitu,” ujar Putra, Rabu (2/5). Senada diungkapkan Ketua DPC Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB) Kabupaten Simalungun Oloan Piktor Sipayung SE. Katanya, sejak adanya berita pembatalan itu, dia langsung melakukan investigasi ke Perkebunan Sidamanik. Menurut Piktor, kebijakan tersebut merupakan akumulasi dari saran dan kritik yang telah dilakukan AMIB Simalungun kepada pihak pemerintah daerah dan pusat serta kepada PTPN IV sejak 2011.
“Menolak konversi adalah kebijakan yang sangat arif bagi pembangunan di Simalungun,” ujar Piktor. Untuk itu, dia mengharapkan agar semua pihak dapat menerima kebijakan dengan elegan. Katanya, AMIB Simalungun sebelumnya telah melakukan investigasi secara faktual terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit di Kebun Sidamanik, Bah Butong dan Tobasari. AMIB Simalungun memberikan masukan secara elegan dengan menginformasikan melalui media dan surat resmi sehingga pihak mengambil keputusan dapat mengevaluasi dan memberikan solusi yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut Piktor mengatakan, ke depannya, pihak PTPN IV juga dsiharapkan dapat mengakomodir dan mengoptimalisasi pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) di Kabupaten Simalungun secara profesional. Karena dari sisi wilayah, lokasi kebun PTPN IV lebih besar di Kabupaten Simalungun. Karenanya, dia mengharapkan agar pihak PTPN IV memperhatikan potensi local, baik pemberdayaan SDM dan alokasi pembangunan melalui CSR.
“Jika kebijakan PTPN IV dapat berjalan dengan prinsip win-win solution, AMIB sangat mengapresiasi dan mendukung PTPN IV dalam melakukan usaha dengan konsep profit dan sosial untuk mensejahterahkan masyarakat. Untuk itu, mari bekerjasama membangun dengan memperhatikan dan kelengkapan secara global,” ajaknya.
Sementara, DR Robert Tua Siregr Msi, yang merupakan ahli perencanaan wilayah mengatakan, kebijakan itu sangat memberikan pencerahan bagi kelanjutan pembangunan di Simalungun. Sebab konsep pembangunan yang berkelanjutan harus dapat melakukan Nature Balanced antara sumber daya alam dan manusia. (osi/ara)
sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
No comments