sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

» » » Hulman Nyaris Ditikam


Garama ParRaya 10:21 PM 0


Demo Tolak Tarif Air Ricuh
SIANTAR, JAM 16.00 WIB
Aksi demo menolak kenaikan tarif air berlangsung ricuh. Dua orang diamankan karena berusaha menyerang Walikota Siantar Hulman Sitorus SE.
Peristiwa itu berawal ketika petugas Satpol PP baru saja mengikuti apel yang dipimpin Kakan Satpol Kota Siantar, Drs Julham Situmorang. Tiba-tiba datang informasi bahwa sekelompok massa berunjukrasa di depan kantor wali kota. Mendapat informasi itu para petugas Satpol PP langsung bergegas menuju lokasi dan di sana sudah terlihat jika massa tengah melakukan orasi dan berteriak-teriak untuk meminta Walikota segera menemui mereka.
Untuk mencegah agar massa tak masuk ke kantor Walikota, Satpol PP membentangkan tali tambang dan memberi penjelasan agar massa tidak bertindak anarkis. Namun hal itu tak dihiraukan. Bahkan massa semakin beringas dan anarkis. Meski begitu, petugas Satpol yang menggunakan tameng dan tongkat tetap berusaha memberikan imbauan dan penjelasan, namun hal itu tetap tak dihiraukan.
Dengan berbagai pertimbangan dan resiko yang akan terjadi, akhirnya Walikota bersedia menemui para pendemo di bawa pengawalan ketat petugas Satpol PP. Walikota berusaha memberikan penjelasan tentang alasan kenaikan tarif air minum, namun massa tetap tidak terima sehingga  bentrokan pun tak terelakkan.
Gawatnya, ketika walikota kembali berusaha memberikan penjelasan kepada massa, tiba-tiba salah seorang muncul dari kerumunan massa dan berusaha menikam walikota. Namun oknum pendemo tersebut berhasil dilumpuhkan dan diamankan.  Lagi-lagi, Walikota yang saat itu masih berhadapan dengan massa kembali diserang salah seorang pendemo yang berhasil menyelinap. Untungnya walikota bisa diselamatkan petugas yang kemudian mengamankan oknum pendemo tersebut.
Melihat massa semakin anarkis dan tak terkendali, petugas Satpol PP yang menggunakan tameng dan tongkat berupaya memecah konsentrasi massa sekaligus membubarkannya secara paksa. Bersamaan dengan itu walikota pun diamankan ke kantornya.  Setelah massa berhasil dibubarkan dan situasi kembali normal, kedua oknum pendemo yang berusaha menyerang dan menikam Walikota dibawa ke kantor polisi untuk menjalani proses hukum.
BINA MENTAL
Demikian simulasi pengamanan demo yang diperagakan Satpol PP Kota Siantar di lapangan Sub Den 2 Brimob, Sabtu (4/10) yang dimulai sekira jam 16.00 wib. Simulasi sekaligus sebagai penutup upacara Pelatihan Dasar Bina Mental petugas Satpol PP tahun 2014, yang dilaksanakan selama seminggu di Markas Sub Den 2 Brimob Pematangsiantar.
Simulasi itu disaksikan Asisten I Pemko Siantar, Lenardo Simanjuntak, Kadis Kebersihan, Robert Samosir dan Kakan Satpol-PP, Drs Julham Situmorang. Sementara massa pendemo diperankan oleh belasan personil Brimob dan beberapa anggota Satpol PP berpakaian preman sedangkan  Walikota diperankan oleh seorang perwira Brimob.
Sebelumnya, dalam upacara penutupan Pelatihan Dasar Bina Mental yang diikuti 25 petugas Satpol sejak 29 September sampai 4 Oktober, Kasubden 2B, AKP Hari Purnomo SH MH yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, menegaskan bahwa materi pelatihan dapat diserap dengan baik oleh para peserta. “Meski waktunya hanya seminggu, 80 persen materi dapat diserap dengan baik dan tak seorang pun yang mengalami cedera saat pelatihan. Namun sebagian peserta belum dapat menyesuaikan diri akibat minimnya waktu pelatihan dan faktor usia,” tutur Hari.
“Ke depan kita berharap, pelatihan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan guna menciptakan sosok Satpol PP yang tangguh dan profesional dalam melaksanakan tugas sebagai penegak Perda (Peraturan Daerah),” ucapnya. Dikatakan Hari, materi pelatihan yang diajarkan kepada para peserta antara lain baris-berbaris, Dalmas, Beladiri, Pioner, Perundang-undangan, Bahaya Narkoba dan pengenalan bom.
“Sebagai polisi internal dalam pemerintahan, Satpol PP juga harus menguasai HAM (Hak Azasi Manusia), agar dalam melakukan penindakan tidak melanggar HAM,” sambungnya.  Hari berharap, ke depan waktu pelatihan bisa ditambah menjadi dua minggu atau sebulan. “Kiranya pelatihan ini bisa ditambah waktunya, minimum 2 minggu atau sebulan. Kalo seminggu, besok sudah lupa begitu jalan-jalan bersama istrinya,” ujarnya.(Napit)

sumber : metro 24jam

BAGI HON NASSIAM BANI HASOMAN NASSIAM DA, DIATEI TUPA

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply