sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO


SIANTAR | DNA – Menjadikan Kota Pematangsiantar sebagai kota pendidikan diperlihatkan satu lembaga bernama Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar-Simalungun. Lembaga ini dalam waktu dekan akan menyelenggarakan kegiatan ilmiah dan berbagai kegiatan yang dapat memotivasi untuk meningkatkan semangat belajar.
Salah satu program ISPI Siantar-Simalungun yang akan diselenggarakan tanggal 3 Pebruari 2015, adalah menyelenggarakan ‘Seminar Nasional Penulisan Jurnal Ilmiah dan Penganugerahan Penghargaan ISPI Award 2015′ bertempat di Balai Rahmadsyah Jalan Kapten MH.Sitorus, Kota Pematangsiantar.
Ketua ISPI Siantar-Simalungun, Drs.Marolop Panjaitan M.Pd didampingi Sekretaris ISPI Siantar-Simalungun, Rudiarman Purba SPd.M.Pd, kemarin, membenarkan bahwa ISPI akan menylenggarakan seminar nasional sekaligus penyerahan penghargaan ISPI Award 2015.
Kinerja ISPI ini dapat terselenggaran ujar Marolop, setelah mendapat dukungan penuh dari Wakil Walikota Pematangsiantar, DrsKoni Ismail Siregar yang mereka anggap sejak sebelum jadi Wakil Walikota dikenal sangat peduli di bidang pendidikan.
“Kita sudah sering berkomuniasi dengan pak Koni, karena selama ini ISPI menganggap beliau sangat peduli dengan bidang pendidikan. Hal inilah membuat kita bersama teman-teman di ISPI bekerja keras untuk setiap yang namanya program menyangkut pendidikan di Siantar dan Simalungun,” tukas Rudiarman Purba menimpali.
Didorong kuatnya dukungan Koni Ismail dalam bidang pendidikan ini, imbuh Marolop Panjaitan, akhirnya ISPI memutuskan mengangkat Koni Ismail Siregar sebagai Ketua Dewan Pembina ISPI Siantar-Simalungun.
Semniar nasional yang diselenggarakan ISPI ini imbuh Marolop, akandihadiri tokoh-tokoh pendidikan serta para pemerhati peduli pendidikan dan sekaligus ISPI akan memberi penghargaan ISPI Award 2015 kepada sejumlah tokoh-tokoh yang dianggap berperan besar untuk memajukan dunia pendidikan di daerah khususnya dan di Indonesia umumnya.
Para tokoh pendidikan yang hadir, sebutnya, terdiri dari para Rektor dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri yang terkenal di Indonesia.Diantaranya, Rektor Universitas HKBP Nomensen, dariUniversitas Air Langga, dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan lainnya termasuk yang akan datang dari Pulau Jawa.
Pembicara di seminar, antara lain, Dr.Rohmadi M.Hum (penulis/dosen Universitas Negeri Sebelas Maret), Prof.Dr.Albiner Siagian M.SI (guru besar USU), Prof.Dr.Khairil Ansari M.Pd.(dna/herman maris)

SUMBER : dnaberita.com


SIMALUNGUN | DNA – Sebanyak 234 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Efarina (UNEFA) Pamatang Raya Kabupaten Simalungun mengikuti wisuda perdana Diploma III dan Strata 1 (S1) yang dilaksanakan pada sidang terbuka senat oleh Rektor Universitas Efarina Dr Abdiyanto SE MSi bertempat di Auditorium T Johan Garingging Pamatang Raya, Kamis (29/1/2015).
Rektor Universitas Efarina Dr Abdiyanto SE MSi dalam sambutannya saat membuka sidang terbuka tersebut mengatakan, setelah meninggalkan dunia akademik, para wisudawan akan memasuki kehidupan bermasyarakat yang jauh lebih luas sekaligus menghadapi tantangan yang semakin berat.
Menghadapi tantangan tersebut para wisudawan dan wisudawati tidak boleh hanya mengandalkan pada ijazah belaka tapi kompetensi dan perolehan ijazah tersebut harus terus dikembangkan melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan diri secara lebih kreatif dan inovatif sebagaimana tuntutan kebutuhan dunia kerja termasuk di dalamnya penguasaan informasi dan kemampuan berorganisasi.
Kepada para wisudawan dan wisudawati saya ucapkan selamat atas keberhasilan anda meraih gelar dan selamat berkarya dalam masyarakat untuk memulai langkah pengabdian lebih lanjut.
Desriani Purba mewakili wisudawan dan wisudawati menyampaikan terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing mereka selama mengikuti pendidikan. “Kami berharap semoga universitas ini semakin maju dan berkembang dimasa yang akan datang,” harap Desriani.
Sementara itu, Ketua APTISI Sumatera Utara Dr H Bahdin Nur Tanjung SE MM  dalam sambutannya mengatakan membangun sebuah univeritas bukanlah hal yang mudah diperlukan tenaga, pikiran, gagasan dan ide dan dana cukup besar untuk menjadikan sebuah universitas yang maju. “Saya yakin dan percaya 20 tahun kedepan universitas ini bisa menjadi yang terbaik,” ujar Tanjung.
Bupati DR JR Saragih SH MM dalam sambutannya mengatakan hari ini merupakan sejarah bagi Pamatang Raya merupakan Ibukota Kabupaten Simalungun yang telah memiliki universitas. “Seingat saya ini yang pertama Universitas di Kabupaten Simalungun yang melaksanakan wisuda para sarjananya dan ini yang perdana dilaksanakan oleh Universitas Efarina,”katanya
Keberadaan universitas di daerah ini, Bupati berharap dapat memberikan motivasi kepada generasi muda untuk senantiasa giat belajar guna meraih cita-cita. Untuk itu kami dari pemerintah mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. “Jadilah garam dan terang ditengah-tengah teman, keluarga dan masyarakat,”ungkap Bupati.
Adapun wisudawan dengan IPK tertinggi pada wisuda perdana Universitas Efarina yakni Desriani Purba program studi D3 Kebidanan dengan IPK 3,42, Romince Vionala Sitorus program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan IPK 3,41, Selleramauli Silalahi program studi Keperawatan IPK 3,38, Nurbetta Tarigan program studi Farmasi dengan IPK 3,10 dan Saen Isa Handayani Br Tarigan program studi Manajemen dengan IPK 3,30
Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sumatera Utara Dr H Bahdin Nur Tanjung SE MM, Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM, Ephorus GKPS Pdt Jaharianson Saragih STh MSc PhD,Ketua Pengadilan Negeri Simalungun Ramses Pasaribu SH MH, Kapolres AKBP Heri Sulesmono, Sekda Drs Gidion Purba MSi, para orang tua wisudawan, para tamu beserta undangan.(DNA | herman maris)

SUMBER : dnaberita.com


SIMALUNGUN.SIMANTAB.com - Kabupaten Simalungun berbenah dan semakin makmur, adil, nyaman, taqwa, aman serta berbudaya (Mantab). Ini dibuktikan dari nilai pendapatan dan pembangunan Simalungun setiap tahun semakin meningkat.
Kabupaten yang memiliki luas wilayah 4.386,60 Km2 dengan letak diatas permukaan laut sekitar 0 – 1.400 M dibawah permukaan laut yang memiliki 31 kecamatan dan jumlah nagori/desa 386 nagori ditambah 27 kelurahan yang ditopang oleh jumlah aparat pemerintahan nagori dengan total 6575 aparat.

Peningkatan pendapatan dan pembangunan dimaksud, dapat dilihat dari keadaan nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun anggaran (TA), dimulai dari TA 2010 Rp 1.076.085.503.496, TA 2011 menjadi Rp 1.175.756.118.573, TA 2012 menjadi Rp 1.474. 993.386.534, TA 2013 menjadi Rp 1.561. 536. 865.667 untuk TA 2014 Rp 1.928.364.408.272 kemudian untuk TA 2015 ini meningkat menjadi Rp 2.119.420.865.442.

Melihat kenyataan peningkatan diatas, tentu saja keluar sebuah kalimat terjadinya kenaikan nilai keuangan serta pembangunan di Kabupaten Simalungun yang begitu siqnifikan. Peningkatan itu sendiri menandakan tidak staqnannya pembangunan yang ada di Simalungun, diakibatkan buah tangan kepemimpinan DR JR Saragih SH MM, selaku bupati atau orang nomor satu pada puncak kepemimpinan di pemerintahan kabupaten Simalungun.

Seiring dengan peningkatan keuangan dan pembangunan, ada berbagai aspek lain yang juga dikembangkan era kepemimpinan DR JR Saragih SH MM. Seperti diterangkan kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perangkat Nagori (BPMPN), PM Damanik, peningkatan dimaksud diantaranya dengan melakukan ‘pembedalan’ terhadap beberapa nagori atau yang kerap disebut desa.
Tujuan ‘ pembedalan’ terhadap desa sendiri, merupakan cipta ruang gerak pembangunan serta upaya pemerataan pembangunan sektor pelayanan aparatur pemerintahan desa sehingga dapat lebih melayani masyarakat hingga pada tingkatan yang terendah. ‘Pembedalan’ itu sendiri memiliki neraca peningkatan yang dimulai dari 2012 yang dahulunya ada sebanyak 345 Nagori/desa kemudian menjadi 386 Nagori dari tahun 2013 hingga 2015.

Peningkatan pembangunan desa itu, secara awam hanyalah sebuah pemekaran biasa yang tidak berbias terhadap sesuatu, namun ternyata kenyataan ini berbading terbalik dengan apa yang ada. Ini dicontohkan peningkatan dana ADD yang juga ikut melunjak tajam. Lonjakan tajam itu, seyogyanya dimamfaatkan oleh pemerintah desa guna membangun desa/ nagori mereka.

Pada tahun 2010, dana ADD di Simalungun memiliki nominal sebesar Rp 27.700.000.000 di tahun 2011 Rp 31.637.597.810, ditahun 2012 Rp 34.201.443.526, ditahun 2013 Rp 42. 874.600.000, ditahun 2014 Rp 46.070.100.000, dan ditahun 2015 menjadi Rp 85.838.153.312. Dipandang dari nilai anggaran pada nominal ADD itu, dalam artian lain semenjak kepemimpinan DR JR Saragih SM MM, jika ditotalkan maka Kabupaten Simalungun telah dikucurkan dana itu untuk masa kepemimpinannya dengan total Rp 268.321.894.648, Amazing…..!!!!.

Kejutan terhadap mata anggaran itu, ternyata belum usai sudah. Bagaimana tidak masa kepemimpinan DR JR Saragih SH MM, untuk TPAPN di Simalungun jika dihitung- hitung hingga 2015 ini telah mencapai Rp 131. 662.800.000. Kualifikasi pembagiannya dimulai dari TA 2010 dengan nominal 10.561.200.00, di TA 2011 menjadi Rp 14.376.600.000, TA 2012 Rp 14.376.600.000, TA 2013 Rp 17.784.600.000, TA 2014 Rp 23.056.200.000, TA 2015 menjadi Rp 501. 507.600.000.

TPAPN sendiri merupakan biaya yang dipergunakan untuk kenyamanan perangkat nagori dalam memberikan pelayanan. Diantaranya seperti gaji, peningkatan untuk pangulu pada tahun 2010 Rp 1000.000, 2011 hingga 2014 meningkat menjadi Rp 1.500.000, dan kemudian untuk 2015 ini menjadi Rp 3 juta.

Sekertaris Nagori, di 2010 Rp 400 ribu di tahun 2011 hingga 2013 menjadi Rp 450 ribu, ditahun 2014 menjadi Rp 550 ribu kemidian untuk tahun angaran 2015 menjadai Rp 2 juta. Untuk kepala urusan (Kaur) yang awalnya Rp 300 ribu, kemudian tahun 2011 hingga 2013 menjadi Rp 350 ribu kemudian di 2014 menjadi Rp 400 ribu dan untuk 2015 menjadi Rp 1,5 juta.

Gamot yang dahulunya 2010 hanya Rp 100 ribu kemudian ditahun 2011 hingga 2013 Rp 150 ribu, kemudian untuk 2014 meningkat menjadi Rp 200 ribu dan kini di 2015 menjadi Rp 1,1 juta. mengenai Maujana Nagori, yang awalnya tidak memiliki gaji, semenjak kepemimpinan DR JR Saragih SH MM, di tahun 2013 mendapatkan Rp 50 ribu kemudian 2014, Rp 150 ribu lalu di 2015 meningkat menjadi Rp 400 ribu.

Untuk kegiatan PNPM perdesaan dikabupaten Simalungun yang dimulai dari tahun 2010 hinggan 2015 telah menyerap anggaran sebesar Rp 78.771.615.00 kegiatan itu diutamakan untuk pembangunan infrastruktur perdesaan, meliputi peningkatan jalan desa, sarana dan prasarana air bersih, PAUD, Pustu dan simpan pinjam perempuan.

Diluar itu juga, dalam upaya membantu masyarakat berpenghasilan rendah Pemkab memiliki program bantuan stimulan swadaya (bedah rumah) yaitu untuk tahun 2012 ada sebanyak 668 unit dengan dana Rp 4 M yang bersumber dari APBN, tahun 2013 sejumlah 1689 unit dengan dana Rp 10 M dana dari APBN, kemudian di tahun 2014 ada sebanyak 200 unit dengan sumber dana hibah APBD kabupaten Simalungun sebesar Rp 3 M.

Penulis : Hardy Gunawan Daulay

Editor : Kevin Sinaga


Video ini merupakan tayangan yang nyata dan dapat dipertangungjawabkan. Video ini pernah tayang di Siaran Metro TV
Cuplikan Singkat Sosok Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih. cekidooottt.....!!!!!!
KASUS 3 GADIS DIPAKSA JADI PSK 
JR Ditantang Tutup Lokalisasi Bukit Maraja

SIMALUNGUN – Kejahatan human trafficking (perdagangan manusia) yang dialami Rose, Mawar, Melati (ketiganya nama samaran), yang ‘dijual’ ke lokalisasi Bukit Maraja, membuat geram Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Dia meminta agar lokalisasi yang telah berdiri puluhan tahun itu segera ditutup.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang diwawancarai METRO, Kamis (29/1) menyampaikan, pihaknya telah mengeluarkan surat dengan Nomor  041/Komnas PA/I/2015 tentang dukungan terhadap laporan polisi  Nomor.LP/023/I/2015/SU/Simal, ditujukan kepada Polres Simalungun dan surat Nomor 042/Komnas PA/I/2015 perihal penutupan lokalisasi Bukit Maraja dan bantuan pemulangan korban.

Atas nama Komnas Perlindungan Anak, dukungan itu disampaikan untuk menjamin perlindungan anak dari praktik kejahatan seksual dan perdagangan anak di wilayah hukum Polres Simalungun, serta mendesak Bupati Simalungun JR Saragih  segera menutup Lokalisasi Bukit Maraja di Nagori Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela.

“Hari ini (Kamis, red) Komnas Anak meminta Bupati Simalungun membantu  memulangkan anak yang menjadi korban perbudakan seks ke daerah asal korban di Depok, Jawa Barat,” pintanya. “Demi kepentingan terbaik anak, tidak ada alasan bagi Bupati Simalungun untuk tidak menutup Lokalisasi Bukit Maraja,”  katanya lagi.

Selain dukungan pemulangan korban ke tempat asal, Komnas PA yang merupakan lembaga independen yang memfokuskan diri melakukan promosi dan perlindungan anak juga mendesak Polres Simalungun menangkap dan menahan FN selaku pelaku alias germo (trafficker).

Aris berharap, Polres Simalungun mengenakan pasal berlapis terhadap pelaku, yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 dan undang-undang tentang tindak pidana perdagangan manusia.

“Hari ini saya melayangkan surat dukungan kepada Polres Simalungun, agar segera menangkap dan menahan pelaku yang patut diduga sebagai pelaku perdagangan orang,” tegas pria berjanggut ini.

Bagaimana Nasib Kami
 Saat METRO mendatangi kediaman yang ditumpangi h tiga gadis asal Depok tersebut, beserta RPK, abang Rose, mereka terus mempertanyakan bagaimana nasib mereka nantinya. Mereka meminta agar secepatnya diantarkan ke kampung halaman karena mereka merasa dalam kondisi tidak aman.

Kamis (29/1) pagi, METRO mendatangi kediaman yang mereka tumpangi. Saat didatangi, mereka menunjukkan raut wajah tidak senang. Melati (17), salah satu dari mereka langsung menyatakan bahwa ia hanya ingin pulang ke kampung halamannya secepatnya. “Bang, kapan kami diantarkan pulang? Kami mau balik ke rumah kami,” ucapnya. Rose (17) juga menanyakan hal yang sama. Gadis yang sedikit ‘garang’ ini tampak ketus saat berbicara dengan METRO.

“Bagaimana nasib kami. Kami mau pulang,” ujarnya dengan nada sedikit meninggi lalu masuk ke kamar.
 Sementara, RPK (19) mencoba menenangkan adiknya. Dengan sabar ia berkata kepada METRO bahwa mereka hanya ingin pulang ke Depok. Bahkan mereka siap diantarkan dengan apa saja asal mereka benar-benar bisa sampai ke kampung halaman.

Ia merasa, keberadaan mereka di Siantar dan Simalungun sudah tidak aman lagi. Ia takut akan ada orang suruhan ibunya yang mendatangi mereka. “Kakek nenek kami sudah tidak ada, tapi kami masih punya tempat berteduh di sana (Depok). Setidaknya kami merasa aman di sana,” tukasnya.

Sementara, pemilik rumah mengatakan bahwa Rabu (28/1) lalu, ada dua orang yang mengenakan pin dari kepolisian datang ke warungnya dan menanyakan dimana anak-anak tersebut tinggal. “Mereka datang menggunakan kreta metik. Waktu itu aku bilang sama orang itu kalau mereka sudah ke Polres.  Nggak lama, mereka pergi,” terangnya.

Pemeriksaan Data PSK Bersifat Rahasia
 Kapolres Simalungun AKBP Heri Sulesmono mengatakan, untuk melakukan pemeriksaan terhadap pekerja seks komersil (PSK) di lokalisasi, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Simalungun.

“Nanti kita akan koordinasi dengan Pemkab mengenai pengambilan data itu,” jelasnya. Terkait surat yang dikirimkan Komnas Perlindungan Anak melalui fax ke Polres Simalungun, ia mengatakan belum membacanya.

“Saya belum ada baca suratnya. Kasus itu masih kita dalami dan bila bukti sudah cukup, kita langsung amankan pelakunya,” jelasnya.

Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Wilson Pasaribu mengatakan, pihaknya akan sesegera mungkin melakukan pemeriksaan mengenai wanita penghibur yang berada di lokalisasi tersebut. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara rahasia.

“Waktunya tidak bisa dipublikasikan. Intinya akan kita lakukan secara mendadak,” jelasnya singkat.
 Sementara, Kepala Dians Sosial Simalungun Sannur Sianipar yang dihubungi METRO enggan memberikan komentarnya.

“Ke kantor saja besok ya Dek,” tulisnya dalam pesan singkat yang ia kirimkan. Dan, saat METRO mencoba menghubunginya kembali, ia juga enggan memberi komentarnya. “Besok sajalah datang ke kantor. Kalau masalah itukan tidak bisa asal jawab. Besok sajalah,” pungkasnya.

Dolly Saja Bisa…
 Dukungan terhadap penutupan Lokalisasi Bukit Maraja juga disampaikan sejumlah tokoh agama. Mereka menegaskan, lokalisasi tersebut segera ditutup karena praktik prostitusi berakibat fatal terhadap generasi dan masyarakat luas di Siantar-Simalungun.

Ustad M Samsul Bahri yang dimintai komentarnya mengatakan bahwa prostitusi adalah dosa yang sangat besar. Dan, sudah selayaknya tempat maksiat tersebut dihentikan karena banyaknya permasalahan yang pernah terjadi di sana.

“Seharusnya Pemkab menutup lokalisasi itu. Dalam agama, berzinah merupakan dosa terbesar yang tiada ampun, apalagi memperdagangkan manusia,” ujarnya.

“Para ulama dan tokoh agama lainnya harus bersatu dan masyarakat harus mendukung agar tempat tersebut ditutup. Tidak ada lagi tempat maksiat di sekitar kampung kita ini,” jelas Ustad M Samsul. Dukungan yang sama disampaikan Ketua Organisasi Islam Simalungun (OKI) Maryani Harahap. “Harusnya itu bisa ditertibkan. Dolly saja yang terbesar di Asia Tenggara bisa ditutup. Mengapa Bukit Maraja dan tempat lainnya tidak?” sebutnya.

Sebelumnya, pemerintah juga pernah mencoba menutup lokalissi Bukita Maraja. Tetapi tetap saja tidak bisa, karena kurangnya dukungan atau ada hal lain yang diduga diperoleh oknum sehingga penutupan lokalisasi tidak pernah terealisasi.

“Entah apa yang diperoleh oknum di pemerintah kita sehingga penutupan lokalisasi tidak bisa ditutup,” terangnya. Ia berharap pemerintah belajar atas kejadian ini dan segera mengambil tindakan untuk menghentikan perdagangan manusia dan perbudakan di Simalungun.

“Tempat maksiat harus dihentikan segera. Tidak ada alasan untuk tidak menutup lokalisasi itu,” ujarnya sembari menyebutkan agar dilakukan pendekatan terhadap penghuni lokalisasi, beri peluang yang baik agar mereka mau kembali ke jalan yang benar.

Terpisah, Ephorus GKPS Pdt Jaharianson Saragih MTh mengatakan bahwa di agama manapun, prostitusi dilarang dan nantinya akan mendapatkan balasan. Dia menyampaikan, upaya penutupan lokalisasi di Simalungun seharusnya didorong masyarakat dan semua elemen, agar penutupan lokalisasi dapat tercapai.
 “Bukan tidak ada niat Pemkab menutupnya. Hanya saja kurang ada dorongan atau dukungan dari masyarakat dan pihak lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut Ephorus menyampaikan, praktik prostitusi dapat mengakibatkan rusaknya moral seseorang. Tindakan kejahatan juga akan terus meningkat bila tempat seperti itu dibiarkan.

Ia berharap, Pemkab Simalungun bisa membuat terobosan agar bisa melakukan hal yang sama, seperti halnya dengan Dolly. “Perlu kebijakan tegas untuk menutup masalah yang ada saat ini,” tegas Ephorus.

Disampaikan, untuk mereka yang merasa tergusur, sudah seharusnya pemerintah mengambil sikap untuk keberlangsungan hidup mereka. “Kita sangat rindu dengan daerah yang bebas dari perbuatan maksiat. Mungkin dengan menutup lokalisasi dapat mengurangi tindakan kriminal,” pungkasnya.

Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonsia (MUI) Simalungun H Abdul Halim Lubis mengatakan bahwa sebelum-sebelumnya desakan menutup lokalisasi di Simalungun sudah dilontarkan MUI kepada Pemkab Simalungun. Hanya saja Pemkab Simalungun tidak pernah merealisasikannya.

“Dari dulu desakan sudah kita sampaikan kepada Pemkab agar lokalisasi di Simalungun segera ditutup,” jelasnya. “Harus ditutup itu. Kita tidak ingin generasi yang seharusnya dapat membangun Simalungun menjadi rusak karena banyaknya tempat prostitusi,” ujar H Abdul Halim Lubis.

Silahkan, Asal Ada Ganti Rugi
 Desakan sejumlah pihak untuk menutup Lokalisasi Bukit Maraja tak begitu dipermasalahkan oleh beberapa pemilik bar di lokasi tersebut. Seperti pengakuan Li, salah satu pemilik bar, mengaku siap bila ditutup, asalkan pemerintah mau mengganti rugi lahan dan bangunan.

Li yang ditemui METRO, Kamis (29/1) sekitar pukul 17.00 WIB mengatakan, pengusaha di sana sengaja membeli lahan untuk dibangun bar atau tempat hiburan sebagai penghidupan mereka. Dan jika ada permintaan ditutup, mereka pun tidak akan mau tinggal di sana lagi.

“Kalau memang pemerintah mau menutup lokalisasi ini, kami mau saja, asal diganti rugi,” tegasnya. Menurutnya, sejak maraknya tempat-tempat hiburan lain dan kedai tuak yang menyediakan wanita penghibur, barak di Bukit Maraja terus sepi. Hal ini diduga karena minuman di luar lebih murah
 “Sekarang barak ini sepi Bang. Tamu yang ada pun paling pas libur, itupun hanya satu dua orang saja,” katanya.

Informasi diperoleh METRO, banyaknya warung-warung serupa di luar Bukit Maraja mengakibatkan sejumlah pengusaha merugi karena sepi pengunjung. Tak sedikit bar yang dulunya ramai, kini dikontrakan kepada PSK yang bekerja di sana.

Salah satunya bar SN, tempat dimana Rose, Mawar dan Melati dijadikan budak seks oleh si pengusaha, FN.
 Kabarnya, dulu bar itu milik orang lain. Tapi karena pengujung di sana terus menurun, bar SN tersebut dikontrak FN yang dulunya sebagai PSK di sana.

Dari 60 bar yang tersebar di komplek Lokalisasi Bukit Maraja itu, banyak yang sudah ditinggal pergi pemiliknya. Sekarang, paling ada 32 bar yang beroperasi. Sementara, jumlah PSK, yang dulunya rata-rata enam sampai tujuh, bahkan 15 orang dalam satu bar, sekarang hanya sekitar tiga sampai empat PSK saja. Bahkan ada yang tinggal satu PSK saja, seperti di bar KL.

Namun, TS (25), salah seorang PSK di Lokalisasi Bukit Maraja mengaku tidak bersedia bila Lokalisasi Bukit Maraja ditutup begitu saja. Dia mengaku belum memiliki keterampilan lain untuk menghidupi dirinya.

“Kalau harus ditutup, kami meminta agar pemerintah lebih memberikan pelatihan-pelatihan kerja atau hal lain yang bisa dijadikan modal mencapai hidup yang layak,” pintanya. “Kalau ini ditutup, kami mau kerja apa? Skill dan keterampilan tidak ada. Pemerintah saja kurang memberikan perhatian,” keluh TS.

Pantuan METRO, sore itu hanya satu dua wanita saja terlihat di bar. Tak terlihat keramaian di sana.Masyarakat yang melintas juga hanya sedikit. Hanya ada beberapa pedagang mondar-mandir, seperti penjual tilam dan bantal, sepatu dan penjual makanan keliling.

Sementara di Bar SN, yang merupakan tempat ketiga gadis asal Depok itu ‘diperbudak’, tampak tertutup. Terlihat pintu digembok dari luar. Terpisah, Camat Gunung Malela Otto Simangunsong yang ditanyai terkait desakan penutupan Lokalisasi Bukit Maraja mengaku sangat setuju.


Otto mengatakan, dia lebih memilih kepentingan masyarakat dan memberikan rasa nyaman kepada warga yang tinggal di sekitar lokalisasi tersebut, sekaligus menetralisir kejadian serupa (human trafficking) berulang. “Kalau saya ditanya, setuju kalau lokalisasi itu ditutup. Tapi itu kan bukan kewenangan saya,” ujar camat. (end/lud/ara)


Sumber :METROSIANTAR.com



 PARAPAT – Untuk melihat langsung pencemaran air Danau Toba yang sudah tercemar, tim Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumut akhirnya turun mengambil sampel. Dan, hasil analisis yang mereka lakukan di beberapa titik pantai Kawasan Danau Toba, Parapat, mereka menemukan binatang kecil yang menggelikan, seperti yang selama ini diresahkan masyarakat, yakni lintah.

Kepada METRO, Rabu (28/1), Kepala UPTD BLH Provinsi Sumut Fauji Ipsa Tarigan SKM MSi membenarkan n
 bahwa hasil analisis yang mereka lakukan di beberapa titik pantai kawasan Danau Toba menemukan  binatang kecil, yang sifatnya seperti lintah.

“Kita telah mengambil sampel dari beberapa lokasi, yakni Pantai Bebas, Pantai Kasih, di seputar Keramba Jaring Apung (KJA) masyarakat Swalan milik PT Aquafarm Nusantara dan Pantai Longbeach-Ajibata, Kabupaten Tobasa,” jelasnya.

Fauji mengakui, pemeriksaan di BLH Provsu di seputar kawasan Danau Toba berkat adanya kabar terkait pencemaran oleh binatang kecil. “Untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat itu, kita melakukan survei ke lapangan serta mengambil sampel airnya,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPRD Simalungun Jhon Marudut Tua Saragih mendesak Pemkab Simalungun melakukan penutupan usaha KJA milik PT Aguafarm Nusantara yang beroperasi di kawasan Danau Toba, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

“Kalau memang keberadaan PT Aquafarm Nusantara lebih banyak merugikan ketimbang menguntungkan masyarakat, saya sarankan supaya usaha pengelolaan ikan tersebut ditutup,” ujarnya saat dihubungi wartawan melalui telepon, Rabu (28/1)

Dia mendesak agar BLH Simalungun harus bisa menganalisis pencemaran kawasan Danau Toba tersebut. “Kalau memang sifatnya merugikan, ya saya berpendapat ditutup saja karena PT Aquafarm Nusantara kepemilikannya pribadi, sedangkan Danau Toba milik umum dan mungkin Danau Toba akan dikelola dunia melalui GGN,” kata Marudut.

Dia juga berharap, bila ada masyarakat merasa keberatan dengan keberadaan PT Aquafarm yang beroperasi di Parapat, agar langsung menyampaikan ke Komisi I DPRD Simalungun. (TH/ara)



 SIANTAR - Kota Pematangsiantar akan segera memiliki hutan kota, dan hutan rakyat. Rencananya, program ini akan segera dieksekusi Agustus mendatang.

Pembuatan hutan kota ini ditujukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan, dan oksigen yang semakin hari semakin mengalami penurunan. Untuk pelaksanaanya nanti, pemko telah menunjuk Dinas Pertanian dan Peternakan sebagai pelaksana.

Hal ini pun dibenarkan Kadis Tanak Kota Siantar, Robert Pangaribuan.“Hutan kota itu, nantinya direncanakan dibuat di belakang Mako Subden Brimob di Jalan Ahmad Yani. Sekarang sedang disurvey,” jelas Robert yang mengaku belum ada kepastian mengenai luas lahan yang rencananya bakal dihutankan itu. “Ranperdanya sedang disusun. Selain di Brimob, direncanakan juga hutan kota akan dibuat di seputaran Jalan MH Sitorus, Taman Hewan,” katanya lagi.

Selain hutan kota, Pemko Pematangsiantar juga akan mengadakan hutan rakyat tahun ini. Hutan rakyat akan ditanam di lahan-lahan warga yang bersedia ditanami dengan pohon. “Bedanya hutan kota dengan hutan rakyat hanya soal lahan yang dipakai. Lahan masyarakat untuk hutan rakyat, serta lahan negara untuk hutan kota,” jelas Robert.

Untuk itu, kata Robert, pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai rencana ini. “Nanti akan disosialisasikan kepada masyarakat. Masyarakat maunya pohon jenis apa yang akan ditanaman,” kata Robert lantas menjelaskan, untuk hutan rakyat ini, tanaman pohon yang diprioritaskan adalah tanaman buah, yang hasilnya bisa dinikmati masyarakat, dan memberi dampak ekonomis. “Buah dari pohon itu nanti untuk masyarakat pemilik tanah” katanya.

Secara garis besar, kedua program tersebut masuk ke dalam Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan anggaran Rp526, 339 juta. Secara rinci, program ini terdiri dari Aksi Bulan Menanam Nasional Rp17, 914 juga, pembangunan hutan kota Rp305, 250 juta, pembangunan hutan rakyat Rp 74, 250 juta, penyusunan Ranperda tentang Hutan Kota Rp33, 159 juga, belanja sarana dan prasaran pendukung operasional Rp 95, 766 juta. Adapun program ini telah lama direncanakan, namun baru tahun ini akan direalisasikan. “Sudah lama diusulkan, dan direncanakan. Tapi, baru sekarang bisa dilaksanakan,” tukasnya. (Tnc/Ing)


Sumber :METROSIANTAR.com
Diusul Jadi Transportasi Wisata 
Perda Becak Siantar Segera Dibentuk


Birmingham Small Arms (BSA) atau yang dikenal dengan Becak Siantar, kendaraan perang zaman penjajahan Belanda, yang maih bertahan di Kota Siantar. Pemerintah dan DPRD diharap membentuk perda untuk menjadikan BSA jadi kendaraan wisata. (Dhev)

METROSIANTAR.com, SIANTAR – Birmingham Small Arms (BSA) atau yang dikenal dengan Becak Siantar, satu-satunya kendaraan perang peninggalan penjajahan Belanda yang masih ada di Kota Siantar, dianggap tak mendapatkan prihatian oleh pemerintah. Sebagai langkah ‘menyelamatkan’ BSA ini, DPRD Siantar berencana membentuk peraturan daerah (perda).

“DPRD akan membentuk perda mengenai benda-benda bersejerah di Kota Siantar, yang salah satu di dalamnya adalah Becak Siantar,” ujar Anggota Badan Legeslasi (Baleg) DPRD Siantar Denny Torang Harulian Siahaan, Senin (25/1). Denni menjelaskan, keputusan tersebut akan dibawa ke rapat paripurna minggu kedua bulan Februari 2015.

Selain perda tersebut, usulan yang menjadi prioritas adalah perda tentang pengawasan pengendalian menara dan telekomunikasi, perda tentang penyaluran/distribusi bahan bakar minyak dan gas dari tingkat distributor hingga pangkalan/pengecer dan perda tentang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima.

Terkait perda benda-benda bersejarah tersebut, itu dilakukan karena ingin memberdayakan benda-benda bersejarah, menjadi wisata bagi pengunjung Kota Siantar, seperti makam Raja Siantar dan lainnya.

Dan, Becak Siantar, bisa diberdayakan sebagai transportasi wisata di Siantar untuk sebagai kendaraan mengunjungi lokasi-lokasi wisata bersejarah itu,” jelas politisi Partai Golkar ini. “Daripada dijual keluar oleh para oknum, lebih baik kita buat seperti itu, meski harga becak ini cukup mahal bila dijual keluar daerah,” katanya.

BOMS Gembira
 Ketua BSA Owners Motorcycle Siantar (BOMS) Erizal Ginting menyambut gembira rencana DPRD Siantar yang membuat usulan membentuk perda mengenai benda-benda bersejarah dan cagar budaya, yang salah satu di dalamnya adalah Becak Siantar. Dia mengaku, rencana itu membuat perjuangan BOMS selama sembilan tahun ini mendapat titik terang.

Dia menerangkan, hal tersebut termasuk dari Empat Tuntutan Rakyat Desa Siantar (Mturads) yang sudah mereka perjuangkan sejak tahun 2006. Saat itu DPRD Siantar membuat wacana rencana peraturan daerah (renperda) memodernisasikan Becak Siantar menjadi kendaraan modern yang digunakan sebagai becak. Di situ, Mturads melakukan penolakan secara keras dan hal tersebut berhasil. Becak Siantar tetap bertahan.

Meski berhasil, tapi tidak secara sepenuhnya, karena tuntutan Mturads tidak hanya itu. Mturads juga meminta Pemko Siantar membuat Becak Siantar sebagai salah satu cagar budaya dan harus dibuat seperti Istana Maimun di Kota Medan, dimana perawatan ditanggung APBD.

Dia mengungkapkan, kalau tidak dijadikan cagar budaya dan dibuat landasan hukumnya untuk dipertahankan menjadi salah satu cagar budaya yang tidak boleh dijual keluar daerah, becak ini akan hilang di Kota Siantar, karena harga becak ini cukup mahal bila dijual keluar daerah. Menurut data terakhir ia punya, per November 2014, BSA sebanyak 385 unit. “Bila becak ini telah hilang dari Kota Siantar, ini merupakan kesalahan Pemko Siantar yang tidak mampu menjaga benda bersejarah,” tegasnya.

“Mereka bilang becak adalah icon Kota Siantar, tapi masa tidak ada landasan hukum yang menyebutkan becak adalah salah satu cagar budaya,” sambungnya lagi.

Dia menambahkan, becak ini mayoritas miliki pribadi, sehingga untuk mengantisipasi  pemilik menjual becaknya, Pemko harus berani membayar kepada pemilik becak itu, ketika dia mau menjual becak tersebut. (mag-01/ara)

Sumber :METROSIANTAR.com

Alat berat milik salah satu perusahaan perkebunan sawit di kawasan hutan Register 2 dan 18 Simalungun.

METROSIANTAR.com, SIMALUNGUN – Eksplorasi hutan berlangsung ‘subur’ di Simalungun. Hutan berubah menjadi kebun kelapa sawit dan kayu-kayunya dijual ke sejumlah mafia kayu. Bahkan, ada yang diselundupkan keluar negeri melalui Pelabuhan Tanjungbalai.

Hal itu diungkapkan Arnold Simanjuntak, tokoh masyarakat dari Simalungun, saat melakukan audiensi dengan Ikrimahamidi, Wakil Ketua DPRD Sumut, belum lama ini. Bersama Arnold Simanjuntak, ada sekitar 21 perwakilan masyarakat adat Simalungun, yang tergabung dalam Lembaga Aspirasi Seruan Peduli Rakyat Siantar-Simalungun, ikut saat mendatangi DPRD Sumut.

Arnold mengungkapkan, dari pemantauan lapangan mereka, ada delapan perusahaan diberi izin Dinas Kehutanan dan Perkebunan Simalungun buat eksplorasi kawasan hutan dan menjadi perkebunan sawit, yaitu PT SIA membabat kawasan Register 18 dan UD MAJS di Register 2 Simalungun. Kawasan hutan itu tak hanya menjadi kebun sawit. Tapi kayu-kayu hutan yang ditebang inipun dijual kepada sejumlah mafia kayu dan menyelundupkan keluar negeri melalui Pelabuhan Tanjungbalai dan Pelabuhan Sibolga.

“Jadi kami melihat modus dengan masuk hutan dan  jadi kebun sawit. Kayu diangkut malam hari ke dermaga kecil di Tanjungbalai. Kayu itu diselundupkan ke Malaysia,” sebut Arnold.

Arnold mengatakan, mereka sudah lapor ke Dinas Kehutanan maupun meminta Dinas Perkebunan, mencabut izin perusahaan-perusahaan itu. Namun, setelah enam bulan, tidak ada respon. Mereka pun memutuskan mendatangi DPRD Sumut.

“Kalau respon tak ada, kami akan mengumpulkan duit swadaya dan patungan ke Jakarta menemui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya,” tegas Arnold.

“Di Simalungun ada dua kawasan hutan yang sudah hancur. Kami berharap Menteri dapat melihat ke sana dan memberikan tindakan tegas, baik terhadap pelaku maupun oknum dinas terkait yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan benar,” tambahnya.

Mereka menuntut, hutan Register 2 dan 18 kembali menjadi hutan dan tegakkan hukum bagi perusak. Mereka mendesak DPRD, membuat aturan soal hutan dan menekan Pemerintah Provinsi Sumut membuat peraturan perlindungan hutan. “Bandung sudah membentuk tim satgas hutan dan lingkungan. Sumut seharusnya mengikuti, mengingat angka perusakan kawasan hutan tinggi,” timpal Joner Sinaga, tokoh adat dari Pematangsiantar.

Menanggapi tuntutan itu, Ikrimahamidi, Wakil Ketua DPRD Sumut, menyatakan, fokus membahas perusakan lingkungan dan hutan di Sumut.  Dia mengatakan, Register 2 dan 18 belum lama ini terbakar. Pelaku, tidak lain yang mengantongi izin. Register 2 di Sibatu Loting di Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun terbakar 10 hektar lebih.  Lalu, 12 hektar lahan masyarakat desa di Nagori Sibaganding, turut musnah.

Namun, proses hukum hanya sampai pada pekerja. Aktor intelektual buang badan hingga saat ini bebas. Bahkan, tetap menjalankan aktivitas.

Mahasiswa dari organisasi lingkungan Gema Mahasiswa Pecinta Alam (GMPA) Institut Teknologi Medan (ITM), menyatakan, hasil temuan mereka soal kerusakan hutan di Sumut, mencapai 115.543.03 hektar. (int/dro)



 SIANTAR – Pesta Bona taon Pomparan Raja Naiambaton (Parna) Boru, Bere, Ibebere Siantar-Simalungun yang akan digelar Sabtu (31/1) di Stadion Mini Radjamin Purba Jalan Asahan km 5, Simalungun akan dimeriahkan artis ibukota seperti Judika Sihotang, Rani Simbolon, Jhon Eliaman Saragih dan artis-artis top lokal.

Sekretaris panitia Timbul Siallagan didampingi Sekretaris Generasi Muda Parna (Gempar) Rismen Rumohorbo, Senin (26/1) menerangkan, Pesta Bona Taon Parna Boru, Bere, Ibebere ini diperkirakan dihadiri 25 ribu orang dari seluruh kecamatan, kelurahan, serta nagori di Siantar-Simalungun yang bertujuan untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan dalam kekeluargaan seluruh keturunan Parna.

Acara pesta nantinya juga akan dihadiri tokoh-tokoh Parna dari Jakarta, seperti Prof Bungaran Saragih, Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata, Ephorus dan Sekjend GKPS Pdt Jaharianson Saragih, Pdt El Imanson Saragih, Bupati Simalungun JR Saragih dan tokoh-tokoh Parna lainnya. “Parna diakui sebagai marga terbesar di kalangan Batak sebab keturunan marga Parna (anak, boru, ibebere) ada di suku Batak Toba, Karo, Tapsel, Simalungun, Dairi dan aktif dalam institusi pemerintahan, swasta dan organisasi lainnya,” kata Timbul Siallagan dan Rismen Rumohorbo.

Ditambahkan, tujuan lain dari acara adalah ungkapan syukur keluarga Besar Parna Siantar-Simalungun atas berkat dan karunia yang telah diberikan Tuhan. Ke depan, keturunan Parna diharapkan akan menjadi punguan (ikatan) yang besar. Artinya, besar dalam jumlah dan besar dalam perbuatan positif yang bisa dirasakan anggota dan masyarakat umumnya. “Untuk itu, panitia mengundang seluruh marga Parna tanpa terkecuali. Mari hadiri acara ini, karena acara bertujuan mempererat rasa persatuan dan kesatuan keturunan Parna di Siantar- Simalungun,” ajak Timbul dan Rismen.

Rismen menambahkan, dengan acara ini yang dimeriahkan artis ibukota ini, keturunan Parna akan senantiasa sehati dan menjadi berkat, selalu melakukan kebaikan di tengah-tengah lingkungan dan bangsa.
 “Kami mengimbau, seluruh pomparan Parna Siantar-Simalungun agar hadir pada acara Pesta Bona Taon yang akan dimulai pukul 09.00 WIB. Karena perayaan ini bukan hanya untuk panitia, tetapi untuk semua pomparan Parna, baik beragama Nasrani maupun Muslim,” ujar Rismen. (mer/ara)

Sumber :METROSIANTAR.com
USI Wisuda 1.164 Sarjana S-1 dan Magister 
Tolong Jangan Permalukan Almamatermu


Rektor USI Prof Dr Marihot Manullang MM, mewakili kopertis Wilayah 1 Medan-Aceh, pengurus, pembina, para Dekan di USI dan udangan lainnya mengikuti prosesi menuju Auditorium Radjamin Purba. (Pholmer saragih/Metro Siantar)

METROSIANTAR.com, SIANTAR – Sebanyak 1.164 sarjana S-1 dan magister diwisuda oleh Rektor Universitas Simalungun (USI) Prof DR Marihot Manullang MM, Sabtu (24/1). Dalam sambutannya, rektor menyampaikan agar sarjana yang telah meraih gelar akademik diharapkan mutlak memahami konsekuensi dan tanggungjawab moral maupun akademis, bukan sekedar asesoris nama belaka.

Rektor menyampaikan, sarjana mutlak mewujudkan keahlian akademik sesuai bidang ilmunya masing-masing. Dimanapun berada, harus tetap mengembangkan toleransi dan hargai perbedaan. “Tetaplah berusaha menjadi pelopor dalam memberikan sumbangan bagi peradaban manusia dan perdamaian dunia melalui bidang yang saudara tekuni,” ujar rektor.

Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu up to date sangat memengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga kecakapan yang dimiliki harus dibarengi idealisme serta dedikasi yang tinggi, guna mengatasi persaingan yang makin ketat. Ditambah faktor era globalisasi sangat kompetitif, sementara pasar kerja sangat terbatas.

“Sarjana harus benar-benar memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pekerja keras, pekerja cerdas, handal serta berdisiplin,” ujar rektor.

Dia berharap, apa yang telah dilakukan USI selama ini kepada seluruh wisudawan/ti bisa menjadi bekal yang terbaik di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja masing-masing. “Tolong jangan lupa dan jangan permalukan almamatermu,” pinta Rektor USI.

Dalam kesempatan tersebut, Prof DR Marihot Manullang MM didampingi Dewan Pembina dan Pengurus Yayasan USI menyampaikan penghargaan kepada Sespel Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumut-Aceh Drs Rudi K Nababan MSi.

Drs Rudi K Nababan mewakili Kopertis Wilayah I Sumut dalam sambutannya menegaskan, gelar sarjana bukan diperoleh lewat ritual akademik. Untuk itu, para wisudawan harus mampu merubah pola pikir masyarakat dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dialami sehari-hari.

Kondisi negara Indonesia yang sedang morat-marit, baik bidang hukum, ekonomi maupun politik memerlukan penanganan serius. “Sarjana jangan lagi hanya berorientasi jadi pegawai negeri, tetapi harus bisa menciptakan pekerjaan sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut diterangkan, keberhasilan mendapat gelar sarjana S-1 dan magister adalah peran besar dr USI, orangtua, dosen dan pihak lainnya. “Karenanya, selalu mengucapkan terimakasih kepada mereka. Gunakan ilmu dengan baik. Jaga moralitas dn junjung tinggi nama almamater,” ujar R Nababan.

Hal senada disampaikan Pengurus Yayasan USI Budi Purba, sesepuh Simalungun DR Polyentino Girsang, mewakili alumni Albert Pane, mewakili Walikota Siantar, mewakili bupati, mewakili DPRD Siantar dan Simalungun. Mereka mengingatkan para wisudawan/ti, ketatnya persaingan memeroleh lapangan kerja di tengah arus globalisasi tak bisa dipandang enteng.

Jika tak pintar dalam memilih dan memilah peluang, dikhawatir para sarjana malah menambah pengangguran baru. Karenanya  perlu peningkatan kualitas diri dalam mengatasi kesulitan yang ada. Sarjana jangan hanya berpuas diri dengan gelar yang dicapai saat ini, tapi harus bisa jadi pencipta lapangan kerja.

Wakil Rektot II Pasu Malau SH MHum dan Wakil Rektor I Drs Marlan MSi menyampaikan, wisuda kali ini, USI meluluskan 1109 S1 yang terdiri dari 201 orang Fakultas Ekonomi, 81 orang Fakultas Pertanian, 312 orang Fakultas Hukum, 461 orang FKIP, 54 orang Fakultas Teknik dan 55 orang lulusan S-2 Magister Sains (MSi) bidang kajian Perencanaan Wilayah.

Wisuda yang berlangsung sejak pagi ini, dipadati keluarga wisudawan. Membludaknya undangan yang hadir sebelumnya sudah diantisipasi panitia. Para orangtua maupun keluarga wisudawan yang memiliki undangan bisa masuk ke auditorium yang berkapasitas 2.000 orang. Panitia juga sudah menyediakan tenda khusus di luar auditorium yang dilengkapi dengan layar monitor. Sehingga acara wisuda di dalam dapat dilihat dari luar. (mer)

Sumber :METROSIANTAR.com
SIMALUNGUN – Kondisi longsor Jalinsum Siantar-Parapat, tepatnya di Nagori Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, sudah sangat daruratn dan mengancam pengendara lalu lintas.

Intensitas hujan yang cukup tinggi pun mengikis tanah hingga separuh badan jalan amblas. Amatan METRO, akibat longsor, arus lalu lintas terpaksa harus satu arah. Kendaraan roda empat pun tidak dapat lagi berpapasan melintas.

“Longsor ini sudah sejak Desember 2014 lalu. Tapi karena tak kunjung diperbaiki, maka kondisinya semakin parah,” jelas Ramando Sinaga (36), warga setempat, Jumat (23/1).

Menurutnya, hal yang paling membahayakan adalah ketika malam hari karena di lokasi itu juga minim penerangan. “Jika tidak segera diperbaiki, maka jalan itu akan amblas. Jarak dua titik jalan longsor itu juga hanya sekitar 1 kilometer. Ini harus ditangani sebelum lebih parah lagi,” ujarnya.

Terkait penanganan lalu lintas, Kapos Lantas Polsek Tiga Dolok Aiptu S Oppusungu mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi untuk perbaikan jalan tersebut.

Sementara, sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, pihak Polres Simalungun sudah membuat tanda jalan rusak di kedua sisi jalan. “Kita berharap hal ini segera ditanggulangi sehingga tidak sempat memakan korban. Apalagi musim penghujan membuat tanah semakin cepat terkikis,” ujarnya.

Kondisi kemiringan jalan serta kondisi tikungan pun membuat daerah tersebut rawan kecelakaan lalu lantas. Dia mengimbau agar para supir mengurangi kecepatan kendaraannya demi mengantisipasi terjadinya kecelakaan.

Terpisah, Kanit Dikyasa Polres Simalungun Ipda A Yani melalui telepon selularnya mengatakan, sesuai data di Polantas Simalungun, ada lima titik kerusakan jalan di sepanjang Jalinsum Siantar-Parapat yang terletak dari Km 38 hingga 41. “Dua berada di wilayah Polsek Tiga Dolok dan tiga sisanya di wilayah hukum Polsek Parapat. Kondisi kerusakan jalan di Nagori Pondok Bulu merupakan prioritas karena sangat parah sehingga harus segera ditangani,”jelasnya.

Kepala Penanganan Bencana Alam Daerah Josep Tamba mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak  terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana tanah longsor. “Itu gawean negara. Tapi, untuk antisipasi bencana, masih harus berkoordinasi dengan camat terkait,” tukasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala UPT Binamarga Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Simalungun Hafson Siregar yang diwawancarai via telepon malam tadi menyatakan bahwa pihaknya telah mengkoordinasikan kondisi terkini ruas jalan tersebut kepada Kementerian PU di Jakarta, berhubung jalan tersebut berstatus jalan nasional. “Tadi ketepatan kita mendampingi tim dari kementerian survey ke lokasi jalan yang amblas itu. Beberapa hari lalu kondisinya sudah kita laporkan. Kita berharap, perbaikan segera terealisasi,” tukas Hafson. (rah/ara)

Sumber :METROSIANTAR.com
Juara Mamamia 2014 
Ocha: Mau Bangun Rumah Buat Mama

SIANTAR – Meski sempat akan tereleminasi, akhirnya Mama Sapna dan Ocha berhasil memenangkan Grand Final Mamamia yang digelar di Studio 5 Indosiar, Jumat (23/1) malam.

Ibu dan anak ini pun berhak mendapatkan satu unit mobil dan uang tunai sebesar Rp100 jutan
 Gadis asal Kota Medan itu mengaku sempat mengira Sarah yang menjadi nomor satu di Mamamia. Dia tidak menyangka dan sanma sekali tidak memiliki firasat menjadi juara.

“Sedih, terharu nggak tahu harus bilang apa,” kata Ocha. Dia mengatakan, yang pasti Puji Tuhan, surprise, soalnya kemarin-kemarin nggak ada kejadian aneh. Makanya dia pikir Sarah yang akan jadi juara. “Terimakasih buat semua yang mendukung Ocha, mulai dari Sabang sampai Merauke. Khususnya buat Kota Medan, Horas, Horas,” kataOcha lagi.

Lebih lanjut disampaikan, seusai memenangkan Grand Final Mamamia, hadiah uang  tersebut rencananya akan dibuat membangun rumah ibunda di kampung halamannya. “Selama ini mama dan aku masih tinggal di rumah kontrakan. Jadi uang yang Rp100 juta itu nanti buat bangun  rumah,” janjinya.

Sepanjang grand final berlangsung, kedua finalis, Ocha dan Sarah memperlihatkan kemampuan terbaiknya masing-masing. Bahkan, kedua finalis tersebut selalu bernyanyi  duet. Sampai-sampai, atas kebolehan keduanya, dewan juri tak memberikan komentar apa pun. Kelima dewan juri, yakni Vina Panduwinata, Cakra Khan, Ivan Gunawan, Ferry Salim dan Brandon Salim hanya memerhatikan dari depan panggung Studio 5 Indosiar. Prediksi Cakra Khan dan Ivan Gunawan, Ocha yang akan jadi juara. Sedangkan Vina Panduwinata dan Brandon memprediksi Sarah yang akan menjadi juara.

Ferry Salim menambahkan, Ocha lah yang akan jadi juara. “Dua-duanya layak jadi juara. Satu kompetisi harus satu juara. Prediksi saya Ocha,” kata Ferry. Sebagai juara kedua, Sarah dan mama Rosa menerima hadiah sebesar Rp75 juta dan juara ketiga Billy dan Mama Andar asal Bekasi mendapatkan uang Rp50 juta.

Kemenangan Ocha dan Mama Sapna dalam reality show Mamamia mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan di Simalungun, khususnya dari mereka para rekan seprofesi Sapna sebagia pegiat seni musik tradisional Simalungun.

“Ini tentunya sangat membanggakan bagi warga Sumatera Utara, khususnya bagi warga Simalungun,” kata Jerry Sigumonrong, ketika dihubungi pasca pengumuman malam tadi.

Jerry yang juga dikenal sebagai musisi sekaligus pencipta lagu-lagu pop Simalungun ini mengaku sudah memprediksi sebelumnya bahwa Ocha dan Sapna akan tampil sebagai pemenang.

Selain berbekal dukungan yang luar biasa dari para penggemar mereka, Sapna dan Ocha putrinya merupakan kolaborasi istimewa. “Kenapa saya katakan istimewa? Alasannya, ketika praktisi musik dan akademisi saling melengkapi satu sama lain, dengan didukung bakat lahiriah, tentuya akan membawa hasil yang luar biasa,” jelas Jerry. Lebih dari itu, Jerry menyampaikan rasa salut ketika mereka berhasil mengenyahkan rasa nervous (gugup) jelang grand final.

“Padahal, tantangan beratnya kan di situ. Puji Tuhan, mereka berhasil. Sebagai sesama pegiat musik Simalungun, tentu saya bangga. Bravo Ocha dan Sapna,” tukas Jerry. (end/ing)

Sumber :METROSIANTAR.com

Beberapa petani saat melakukan pembiibitan kentang di penangkaran bibit kentang di Pamatang Raya, Selasa (20/1). (Ist)

SIMALUNGUN – Lembaga Talun Mandiri (LTM) mengembangkan penangkaran bibit kentang di Pamatang Raya. LTM sendiri merupakan satu-satunya lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap petani di Simalungun.

Ketua LTM Ardin Saragih didampingi beberapa pendiri lainnya seperti Sudiahman Purba, Barment Saragih, J Damanik mengatakan, sebagai bentuk perhatian LTM, saat ini pihaknya sedang melakukan penangkaran bibit kentang G-0 di Pamatang Raya, tepatnya di Tambahan.
 Selain kentang, lembaga ini juga sedang menegmbangkan bibit jagung di Nagori Parjalangan daerah Pamurpuran di lahan seluas 1,5 ha.

Fungsi jagung dan kentang sama-sama penting bagi masyarakat. Dengan begitu, melalui penangkaran ini, petani bisa mendapatkan bibit berkualitas. Sementara pengembangan jagung merupakan penelitian singkat untuk memeroleh hasil tonase maksimal per hektar. Kita punya mitra yang siap menampung jagung puluhan ton per minggu, dengan harga yang sangat menjanjikan dan menguntungkan petani.

api kita harus mampu memenuhi permintaan mereka. Makanya, kita harus mengadakan telaah singkat agar target itu tercapai,” jelasnya. Mengenai kentang, Direktur eksekutif Lembaga Talun Mandiri Sendi Warto Purba menjelaskan, sejak sebulan lalu, LTM sudah memulai penangkaran kentang G-0 di Pamatang Raya, tepatnya di sekitar Tambahan, di depan Gereja GKPS 1903. Penangkaran ini bekerjasama dengan memberdayakan kelompok tani Sinalsal. Penangkaran yang dilakukan di Rumah Kassa ala kadarnya ini dimulai dengan penanaman 400 knol, Granola G-0. Dan sampai saat ini sudah dilakukan stek tanaman lebih kurang 700 pokok.

“Penangkaran perdana mudah-mudahan bisa menghasilkan sedikitnya 10.000 biji G-1 dan Maret mendatang sudah bisa dipanen. Setelah itu akan terus dilakukan penanaman G-0 berikut di lahan yang sama, dan sampai saat ini G-0 tersebut masih didatangkan dari Balitsa Jawa Barat. Kita punya target. Dalam beberapa tahun ke depan, Simalungun akan mampu bersaing dengan daerah lain penghasil bibit kentang yang selama ini berkuasa di Sumut termasuk Simalungun. Simalungun berpotensi sebagai penghasil bibit kentang seperti Pengalengan Bandung. Hanya saja, harus dilakukan denga serius,” bebernya. Penangkaran bibit kentang disambut antusias Bupati Simalungun JR Saragih. Dia mendukung penuh apa yang dilakukan LTM dan mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama membangun Simalungun.

“Ini patut diapresiasi. Apa yang bisa dilakukan, ayo kita lakukan dengan benar, yang penting untuk membangun Simalungun,” ucapnya. Selain di Pamatang Raya, penangkaran kentang juga telah dilakukan di Kecamatan Purba. Penangkaran dilakukan di lahan seluas 10 ha, yang diusahakan secara swadaya dan bekerjasama dengan beberapa pihak swasta, organisasi masyarakat, dan Pelpem GKPS. (SP/des)

Sumber :METROSIANTAR.com
Pematangsiantar, (Analisa). Bupati Simalungun, DR JR Saragih me­nga­jak masyarakat untuk bersama-sama mem­bangunan Kabu­paten Simalungun yang lebih baik.
Ajakan itu disampaikan Bupati dalam acara syukuran awal 2015, di ruang Ha­rung­guan Djabanten Damanik, Pama­tang Raya, Sabtu (l0/1).
Dikatakan, kegiatan syu­kuran diawal tahun merupa­kan program Pemerintah Ka­bupaten Simalungun untuk me­nyampaikan terima kasih ke­pada masyarakat yang memberikan dukungan atas segala prog­ram yang telah dilaksanakan.
“Ini merupakan program kerja saya selama empat ta­hun, mengumpulkan tokoh agama, adat dan tokoh masya­rakat serta seluruh elemen ma­syarakat dan tujuannya bukan politik, tetapi kami merasa bersyukur atas segala duku­ngan moril kepada saya selaku pimpinan di daerah ini,” ujar Bupati.
Bupati memaparkan ten­tang berbagai program pem­bangunan yang telah dilak­sa­nakan untuk kepentingan masyarakat selama empat tahun terakhir.
 Menurut Bupati, Pemkab Simalungun akan terus beru­saha meningkatkan angga­ran untuk infrastruktur jalan sampai ke pemerintah pusat, sehingga masyarakat dapat menikmati jalan yang baik.
Tidak hanya itu, Pemkab Si­malungun juga terus berupaya meningkatkan pemba­ngunan fasilitas yang lainnya untuk kepentingan masyarakat ter­ma­suk pendi­di­kan, kesehatan, pertanian dan fasilitas umum lainnya.
Ketua DPRD Simalungun, Drs Johalim Purba mengajak selu­ruh anggota DPRD untuk men­ciptakan suasana yang lebih bersahabat, santun teru­tama pada beberapa bula ke depan.
“Harus kita bedakan cara kita berko­munikasi sebagai anggota dewan, karena predi­kat kita disebut anggota dewan yang terhormat, tentu hal ini penting bagi untuk me­nyam­paikan yang terbaik dan penuh dengan santun,” ujar­nya.
Penyambutan Kapolres
Acara juga dirangkai de­ngan menyam­but Kapolres Simalungun yang baru AKBP Hari Sulesmono. Pengurus DPP Presidium PM menye­mat­kan seperangkat pakaian adat Simalungun kepada Ka­pol­res Sima­lungun yang baru dan istri.
Kadis Bina Marga Johanes SP menje­laskan, anggara un­tuk jalan dan jembatan tahun 2015 sebesar Rp. 128 miliar, an­tara lain untuk perbaikan jalan di Kota Sebelawan, per­baikan jalan dari Tanah Jawa sampai Hutabayuraja, jalan di Bosar Maligas, jalan lingkar di Kecamatan Bandar, jalan di Kecamatan Pematang Ban­dar, jalan di Gunung Malela, di Pamatang Sidamanik, jalan dari simpang Pangalbuan tembus ke Tinggi Raja, jalan dari Simpang Raya ke Dolok Pardamean, perbaikan Jem­batan di Bah Jambi III Tanah Jawa, jembatan silou II peng­hubung Hutabayuraja ke Ke­rasaan dan jembatan di Bah Bolon. (ama)


SIMALUNGUN | DNA – Bupati Simalungun DR Jopinur Ramli (JR) Saragih SH MM menerima anugerah sebagai kepala daerah inovatif 2014, yang diserahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumulo di Lor –In Hotel, Solo, Jawa Tengah, Kamis (11/12/2014) malam.
Selain Bupati Simalungun, anugerah tersebut juga di terima oleh 5 Gubernur, 5 Walikota dan 8 Bupati dari beberapa daerah di Indonesia, karena dinilai berhasil membuat inovasi di bidang pelayanan pemerintah untuk kemajuan pembangunan daerahnya.
Dalam penyerahan anugerah itu, Mendagri Tjahjo Kumulo mengatakan bahwa, Penghargaan “Kepala Daerah Inovatif 2014”, diharapkan menjadi motivasi bagi kepala daerah dari Sabang sampai Merauke, untuk lebih bersemangat dan berkeinginan berbuat yang terbaik bagi daerahnya sesuai janji-janji mereka kepada masyarakat dalam Pilkada.
“Anugerah kepala daerah inovatif, diharapkan mampu menjadi motivasi bagi para kepala daerah dari Sabang sampai Merauke untuk berprestasi membangun daerahnya menjadi maju dan sejahtera,” ujar Tjahjo.
Sementara itu Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM yang meraih anugerah “Kepala Daerah Inovatif 2014” untuk kategori layanan publik melalui pelayanan pemerintah 24 jam, mengapresiasi penghargaan yang diserahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumulo dan tentunya menjadi motivasi baginya untuk terus berbuat yang terbaik bagi kemajuan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Simalungun.
“Kami bertekad, untuk memaksimalkan pelayanan publik. Harapannya, masyarakat bisa merasakan kehadiran pemerintah setiap saat, dan dengan anugerah kepala daerah inovatif 2014 yang saya terima akan menjadi motivasi bagi saya untuk terus berbuat yang terbaik bagi kemajuan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Simalungun,” kata Bupati.
Ketua DPRD Simalungun, Johalim Purba menyambut baik anugerah yang diiberikan Menteri Dalam Negeri kepada Bupati Simalungun JR Saragih dan diharapkannya inovasi-inovasi lainnya dapat dibuat untuk memajukan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(herman maris)

SUMBER : dnaberita.com


MEDAN | DNA – Sedikitnya, 150 rumah warga di Kelurahan Serbelawan dan Desa Dolok Melanggir,Kecamatan Dolok Batu Nanggar, terendam banjir bandang akibat meluapnya Sungai Pasar Bawang, Kamis (8/1) malam. Selain merendam rumah warga, seorang ibu dan dua anaknya warga setempat tewas terbawa arus sungai.
Banjir mulai merendam rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB malam,setelah hujan deras turun sejak sore.Air mulai surut menjelang Jumat (9/1) dini hari.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan , korban tewas yakni , Sri Harjani (34) dan dua anaknya Jihana Nafizar (5) serta M Ikhsan Hanafi (9). Ketiganya tewas akibat terseret arus sungai ketika mereka melintas dengan mengendarai sepedamotor.
Sekretaris Camat Dolok Batu Nanggar,Simson Tambunan mengatakan,korban Sri Harjani bersama dua anaknya hendak pulang kerumah setelah mengikuti acara keluarga di rumah kerabatnya di Kelurahan Serbelawan.
Namun di tengah perjalanan menuju rumahnya di Desa Dolok Melangir, sepedamotornya oleng saat melintasi genangan banjir yang arusnya cukup deras.Akibatnya sepeda motornya terjatuh sehingga air banjir menyeret ibu dan kedua anak tersebut ditemukan tewas.
“Kita bersama masyarakat sudah mengevakuasi ketiga korban yang tewas dalam musibah banjir di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, dan sudah diserahkan kepada keluarganya,untuk dikebumikan,” ungkap Simson.
Bupati Simalungun JR Saragih bersama sejumlah pejabat jajaran Pemkab Simalungun,Dandim 0207 Simalungun,Letkol (Inf) P Marpaung,Kapolres AKBP Heri Sulesmono, SIK langsung turun meninjau lokasi banjir sekaligus memberikan arahan langkah-langkah penanggulangan bagi korban banjir maupun yang meninggal dunia.
Kepada wartawan,JR Satagih mengatakan, Pemkab Simalungun akan membantu penanganan korban banjir secara maksimal,termasuk melakukan upaya-mencegah terulangnya bencana banjir yang sudah dua kali terjadi di daerah itu.
Sementara untuk para korban banjir, kata bupati, sudah disiapkan penampungan sementara,dan akan diberikan makan 3 kali sehari serta pelayanan kesehatan selama 24 jam,sampai mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing.
Bupati Simalungun , menambahkan untuk pembersihan rumah warga yang dilanda banjir Pemkab Simalungun juga meminta bantuan Kodim 0207 dan Polres Simalungun.
Semetara pengamatan wartawan, Jumat Siang , terlihat warga masih melakukan pembersihan di rumahnya,namun sebagian besar masih tetap waspada dan khawatir terjadinya banjir bandang susulan saat hujan turun kembali.(dna/rel)
SUMBER : dnaberita.com