sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

» » » » St AK Saragih Meninggal


Garama ParRaya 2:27 AM 0

SIANTAR–Horas sayur matua ma ham Bapa, horas sayur matua ma ham Inang, horas sayur matua hita on.

Itulah salah satu lirik lagu ciptaan Sintua Absalom Kasianus Saragih (75) yang tidak asing lagi di dengar masyarakat. Di setiap acara adat pesta pernikahan Simalungun, lagu itu selalu dibawakan untuk mewarnai serangkaian adat.
Namun sekarang masyarakat hanya bisa mendengarkan lagu-lagu ciptaanya saja, sebab Sintua AK Saragih telah dipanggil menghadap Tuhan, Selasa (28/2). Dia meninggal di ruangan ICU RSU Djasamen Saragih sekira pukul 05.00 WIB. Sejak tiga tahun terakhir, dia menderita penyakit jantung dan paru-paru.

Di kediaman Sintua AK Saragih di Jalan Handayani II, Kecamatan Siantar Sitalasari, Rabu (29/2) sudah berdiri beberapa tenda dan papan bunga yang disampaikan oleh kerabatnya. Begitu masuk ke rumahnya tersebut, ternyata suasananya tidak sehebat namanya yang sudah tersebar di Siantar-Simalungun.
Begitu juga dengan kondisi rumah itu tidak sehebat dan banyaknya lagu yang ia ciptakan. Rumah tersebut masih semi permanen yang sebagian masih berdindingkan papan. Sementara dalam ruangan itu, hanya ada beberapa wanita setengah baya yang mengenakan sarung dan ulos. Serta anak kelimaSintua AK Saragih, Tuah Ben Saragih dan istrinya Sinar br Sinaga yang berada di sekitar jenazahnya.
Selanjutnya METRO mulai memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan kepada anak kelima AK Saragih. Kemudian dengan senang hati keluarganya menerima dan bersedia menceritakan kenangan dan kisah perjalanan hidup orangtuanya. “Awal berkiprah di dunia seni pada 1978, yakni mengikuti pertandingan menciptakan lagu Habonaran Do Bona yang saat itu masih dipimpin Bupati Simalungun, BF Silalahi. Saat itu bapak berhasil meraih juara satu dan itu yang membuat dia termotivasi untuk berkarya,” sebutnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, memang karyanya terus mengalir dan hingga kini ada sekitar 400 lagu yang telah diciptakannya. Biasanya untuk menciptakan sebuah lagu, dia belajar di notnya terlebih dahulu. Setelah notnya dapat, baru mencari syair yang cocok.
“Seluruh lagu yang diciptakan Bapak hanya ditemani dengan sebuah piano merk Yamaha. Bapak belajar memainkan not dengan piano saat usianya sekitar 23 tahun. Dari situlah Bapak mampu menciptakan lagu bervariasi mulai dari kidung pujian hingga budaya Simalungun. Sementara lagu pop Simalungun yang saat ini sering didengarkan masyarakat Simalungun berjudul ‘Horas Sayur Matua’. Lagu itu sering dibawakan pada acara adat pesta pernikahan dan itu memang sudah menjadi lagu tradisi untuk pernikahan di Simalungun,” ujarnya.
Sedangkan lagu kidung pujian yang cukup terkenal yakni lagu Pesparawi yang berjudul Tiada Kasih, Aku Melihat Bumi Yang Baru dan Haleluya Puji Tuhan. Lagu untuk kegiatan Pesparawi itu berawal dari imbauan Bimas Kristen agar gereja-geraja menyampaikan kepada jemaatnya untuk menciptakan lagu rohani. Bagi jemaat yang lagunya berhasil diangkat dan dibawakan saat perlombaan, maka akan mendapatkan royalty.
Dilanjutkannya, lagu Sintua AK Saragih yang dulu tamat dari Sekolah Raya Sirpang Hinalang itu berhasil dibawakan untuk tiga kali perlombaan Pesparawi. Lagu itu dibawakan untuk perlombaan Pesparawi Tahun 1999, 2006 dan 2010. “Atas seluruh karya seni yang dibuatnya, Bupati Simalungun pernah memberikan penghargaan pada saat Pesta Rondang Bintang 2011 lalu,” jelansya
Sambungnya, tidak hanya itu saja, pada pesta 100 tahun Jubileum GKPS digelar konser AK Saragih. Konser itu membawakan seluruh lagu ciptaan dari AK Saragih dan itulah kebanggaan terbesar dalam hidupnya. Selanjutnya pada 2003, dia pernah menerima hadiah satu unit mobil Toyata Carry dari pusat. Tapi pada 2010, mobil itu dijual karena biaya pajaknya setiap tahun terlalu mahal.
“Keluarga memutuskan menjualnya karena biaya pajaknya cukup berat. Kalau dulu biaya untuk pajak kendaraan sering diminta sama Marim Purba dan Jhon Hugo Silalahi. Mereka dulu sangat kompak dengan Bapak, makanya Bapak sampai berani meminta uang untuk membayar pajak kendaraan,” paparnya.
Diterangkan pria yang biasa disapa Ben tersebut, kepergian AK Saragih meninggalkan lima orang anak, 11 orang cucu dan tiga cicit. Sedangkan istrinya, Alm Rosni Hasna br Purba sudah lama meninggal di usia 65 yakni pada tahun 2000. Akan tetapi talenta yang dimiliki AK Saragih turun kepada anak ketiganya yakni Lizmayer yang menetap di Belanda. Di sana kakaknya sudah membuat tiga buah album lagu rohani.
Di masa muda Sintua AK Saragih dulu, dia paling kompak dan belajar dari pimpinannya El Manik. Saking kompaknya, mereka pernah membuat grup yang bernama Yamuser (Yayasan Musik Gerejawi). Bahkan atas bakatnya biasanya mereka melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia.
“Sudah hampir semua lokasi di jalani Bapak di Indonesia. Rencananya dulu Bapak pernah hendak melangsungkan perjalanan ke Australia. Tapi rencana itu gagal karena bapak tidak bisa berbahasa Inggris. Maklum Bapak hanya tamat di bangku SMP di SMP 2 yang sekarang SMPN 1,” katanya. (mua)


sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon

BAGI HON NASSIAM BANI HASOMAN NASSIAM DA, DIATEI TUPA

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply