DBD Renggut Nyawa Murid Kelas 3 SD
Garama ParRaya
10:31 PM
0
SIMALUNGUN-METRO; Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut nyawa Petrus Saragih (9). Kamis (22/7) sekitar pukul 17.00 WIB, murid kelas 3 SD Negeri 095160 Merek Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun ini meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Vita Insani Pematangsiantar, setelah dirawat akibat DBD sejak Selasa (20/7).
Paman korban, Jhontani Saragih kepada METRO mengatakan, Selasa (20/7) lalu, kondisi Petrus tiba-tiba drop. Suhu tubuh bocah buah cinta pasangan suami istri (pasutri) Janvery Saragih dan Lince br Sinaga itu tiba-tiba naik. Panik, keluarga memutuskan melarikan Petrus ke RS Vita Insani Pematangsiantar.
Di RS Vita Insani, tim dokter langsung melakukan tindakan medis. Dari hasil diagnosa, Petrus dinyatakan positif terjangkit DBD dan harus dirawat inap. Namun kondisi Petrus terus memburuk. Hingga Kamis (22/7) sore, Petrus menghembuskan nafas terakhirnya. Oleh keluarga, jenazahnya dibawa ke Merek Raya untuk disemayamkan, dan selanjutkan dimakamkan di pemakaman keluarga hari ini, Jumat (23/7).
Jhontani mengharapkan keponakannya menjadi korban DBD terakhir di Kecamatan Raya. Pihaknya menilai, meninggalnya Petrus sebagai buntut ketidakseriusan Dinas Kesehatan (Dinkes) Simalungun dalam mengantisipasi wabah DBD. Padahal, sambungnya, sekitar tiga minggu lalu Dinkes melakukan fogging (pengasapan) di Merek Raya.
"Baru di-fogging, sudah jatuh korban. Artinya, hasil kerja mereka (Dinkes, red) tidak memuaskan. Kami sangat memohon agar kasus ini jadi perhatian, sehingga tidak ada lagi korban jatuh," tukasnya.
Sementara itu, pihak Dinkes Simalungun, hingga tadi malam pukul 21.00 WIB belum berhasil dimintai komentar terkait wabah DBD. Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, dr Jan Maurisdo Saragih tidak dapat dihubungi karena ponselnya tidak aktif. (ing)
Paman korban, Jhontani Saragih kepada METRO mengatakan, Selasa (20/7) lalu, kondisi Petrus tiba-tiba drop. Suhu tubuh bocah buah cinta pasangan suami istri (pasutri) Janvery Saragih dan Lince br Sinaga itu tiba-tiba naik. Panik, keluarga memutuskan melarikan Petrus ke RS Vita Insani Pematangsiantar.
Di RS Vita Insani, tim dokter langsung melakukan tindakan medis. Dari hasil diagnosa, Petrus dinyatakan positif terjangkit DBD dan harus dirawat inap. Namun kondisi Petrus terus memburuk. Hingga Kamis (22/7) sore, Petrus menghembuskan nafas terakhirnya. Oleh keluarga, jenazahnya dibawa ke Merek Raya untuk disemayamkan, dan selanjutkan dimakamkan di pemakaman keluarga hari ini, Jumat (23/7).
Jhontani mengharapkan keponakannya menjadi korban DBD terakhir di Kecamatan Raya. Pihaknya menilai, meninggalnya Petrus sebagai buntut ketidakseriusan Dinas Kesehatan (Dinkes) Simalungun dalam mengantisipasi wabah DBD. Padahal, sambungnya, sekitar tiga minggu lalu Dinkes melakukan fogging (pengasapan) di Merek Raya.
"Baru di-fogging, sudah jatuh korban. Artinya, hasil kerja mereka (Dinkes, red) tidak memuaskan. Kami sangat memohon agar kasus ini jadi perhatian, sehingga tidak ada lagi korban jatuh," tukasnya.
Sementara itu, pihak Dinkes Simalungun, hingga tadi malam pukul 21.00 WIB belum berhasil dimintai komentar terkait wabah DBD. Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, dr Jan Maurisdo Saragih tidak dapat dihubungi karena ponselnya tidak aktif. (ing)
sumber : metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon
No comments