Tari Tortor Naposo Bulung Raih Rekor MURI
Garama ParRaya
7:00 AM
0
Dibawakan 1.143 Penari
Sumatera Utara (Sumut) telah mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI). Prestasi itu, diperoleh dengan persembahan Tarian Tortor Naposo Bulung dengan peserta terbanyak. Bagaimana pemecahan rekornya?
Ari-Bagus, MEDAN
Tarian asli suku Batak yakni, Tortor telah membawa Sumut masuk namanya di MURI. Pasalnya, Tarian Tortor Naposo Bulu yang digelar di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka, Medan, Minggu (5/12), dilakukan oleh 1.143 penari. Jumlah sebanyak itu adalah yang pertama kalinya.
Sebelum digelarnya tarian Tortor Naposo Bulu tersebut, terlebih dahulu acara dibuka oleh karnaval budaya serta pakaian-pakaian dari berbagai suku yang ada di Sumut.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut antara lain, kebudayaan Melayu, Tapanuli Selatan (Tapsel), Karo, Simalungun, Batak Toba, Dairi, Nias, Tapanuli Tengah (Tapteng), Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jawa, Cina, India dan Arab.
Acara semakin riuh saat 19 grup marching band yang empat di antaranya berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam juga turut mewarnai acara pemecahan rekor tersebut.
Silih berganti ke-19 marching band itu menunjukkan skill dan kemampuan yang mereka miliki. Tak kalah uniknya, karnaval juga diiringi Transportasi Khas Medan yaitu Becak Motor (Betor) sebanyak 30 unit.
Setelah para peserta usai berkanaval ria, barulah pertunjukan yang ditunggu-tunggu yakni, penampilan 1.143 penari yang menarikan Tortor Naposo Bulung dimulai.
Gerak penari-penari yang mayoritas masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), tersebut serempak seiring alunan musik yang dimainkan. Untuk menjaga keharmonisan tari, alat-alat musik yang dibawakan pun musik khas Batak seperti, Gondang Sembilan dan lain sebagainya.
Gerak tari dan alunan musik yang seirama, membuat para penonton hanyut terkesima. Lebih kurang hampir 20 menit, dari pukul 10.10 WIB hingga pukul 10.30 WIB, para penari dengan lemah gemulai menghipnotis para pengunjung. Usai pertunjukan, tepukan tangan para pengunjung mewarnai aksi tari-tarian itu. Tidak terkecuali Wakil Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho ST, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga serta perwakilan MURI, Yusuf Ngadri.
Usai pagelaran itu, Yusuf Ngadri memberi piagam penghargaan dari MURI kepada Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho selaku penyelenggara.
Pada kesempatan itu, perwakilan MURI, Yusuf Ngadri mengatakan, acara tersebut merupakan parade kebudayaan Sumut, sekaligus dalam rangka memperingkati Hari Pariwisata se-Dunia yang jatuh pada Kamis lalu (2/12).
"Waktu gladi resik kemarin, kita sudah menghitung jumlah penari Tarian Tortor Naposo Bulung sebanyak 1143 penari. Jumlah penari sebanyak itu adalah yang pertama kali untuk satu jenis tarian tradisional. Rekor ini tercatat dalam MURI," ujarnya.
Sementara itu, Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho mengatakan, bangkitnya pariwisata yang ada di Sumut ini, bisa meningkatkan perekonomian masyakarat Sumut. Karena dengan bangkitnya pariwisata di Sumut berbanding lurus dalam peningkatan jumlah wisatawan.
Namun, sambung Gatot, untuk meraih itu harus didukung pula keamanan dan kenyamanan. Karena sekreatif apa pun dibangunnya tempat pariwisata, jika tidak didukung dengan faktor dan fasilitas lainnya akan terasa percuma saja.
Di kesempatan itu pula, Gatot mengungkapkan, dengan diperolehnya penghargaan dari MURI untuk Sumut diharapkan akan menghapus ego sektoral yang selama ini sangat kentara.
Pasalnya, dari kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang ada, terkesan pemerintah kabupaten dan kota serta Pemprov Sumut, berjalan dengan sendiri-sendiri.
"Diharapkan ke depan terjadi sinergitas antara kabupaten/kota serta provinsi sehingga potensi pariwisata yang ada di Sumut terangkat dengan baik. Dengan demikian akan mampu mengundang wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Sumut," tegas Gatot.
Dikatakannya lagi, masih banyak potensi-potensi objek wisata yang bisa menjadi andalan Sumut. Namun saat ini belum tergarap secara maksimal dan profesional.
"Pariwisata di Sumut ini hanya tinggal menunggu sentuhan saja, agar bisa menjadi andalan. Dan yang pasti agar keseluruhannya jangan ada lagi ego sektoral lagi," tuntasnya. (***)
Sumatera Utara (Sumut) telah mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI). Prestasi itu, diperoleh dengan persembahan Tarian Tortor Naposo Bulung dengan peserta terbanyak. Bagaimana pemecahan rekornya?
Ari-Bagus, MEDAN
Tarian asli suku Batak yakni, Tortor telah membawa Sumut masuk namanya di MURI. Pasalnya, Tarian Tortor Naposo Bulu yang digelar di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka, Medan, Minggu (5/12), dilakukan oleh 1.143 penari. Jumlah sebanyak itu adalah yang pertama kalinya.
Sebelum digelarnya tarian Tortor Naposo Bulu tersebut, terlebih dahulu acara dibuka oleh karnaval budaya serta pakaian-pakaian dari berbagai suku yang ada di Sumut.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut antara lain, kebudayaan Melayu, Tapanuli Selatan (Tapsel), Karo, Simalungun, Batak Toba, Dairi, Nias, Tapanuli Tengah (Tapteng), Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jawa, Cina, India dan Arab.
Acara semakin riuh saat 19 grup marching band yang empat di antaranya berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam juga turut mewarnai acara pemecahan rekor tersebut.
Silih berganti ke-19 marching band itu menunjukkan skill dan kemampuan yang mereka miliki. Tak kalah uniknya, karnaval juga diiringi Transportasi Khas Medan yaitu Becak Motor (Betor) sebanyak 30 unit.
Setelah para peserta usai berkanaval ria, barulah pertunjukan yang ditunggu-tunggu yakni, penampilan 1.143 penari yang menarikan Tortor Naposo Bulung dimulai.
Gerak penari-penari yang mayoritas masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), tersebut serempak seiring alunan musik yang dimainkan. Untuk menjaga keharmonisan tari, alat-alat musik yang dibawakan pun musik khas Batak seperti, Gondang Sembilan dan lain sebagainya.
Gerak tari dan alunan musik yang seirama, membuat para penonton hanyut terkesima. Lebih kurang hampir 20 menit, dari pukul 10.10 WIB hingga pukul 10.30 WIB, para penari dengan lemah gemulai menghipnotis para pengunjung. Usai pertunjukan, tepukan tangan para pengunjung mewarnai aksi tari-tarian itu. Tidak terkecuali Wakil Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho ST, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga serta perwakilan MURI, Yusuf Ngadri.
Usai pagelaran itu, Yusuf Ngadri memberi piagam penghargaan dari MURI kepada Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho selaku penyelenggara.
Pada kesempatan itu, perwakilan MURI, Yusuf Ngadri mengatakan, acara tersebut merupakan parade kebudayaan Sumut, sekaligus dalam rangka memperingkati Hari Pariwisata se-Dunia yang jatuh pada Kamis lalu (2/12).
"Waktu gladi resik kemarin, kita sudah menghitung jumlah penari Tarian Tortor Naposo Bulung sebanyak 1143 penari. Jumlah penari sebanyak itu adalah yang pertama kali untuk satu jenis tarian tradisional. Rekor ini tercatat dalam MURI," ujarnya.
Sementara itu, Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho mengatakan, bangkitnya pariwisata yang ada di Sumut ini, bisa meningkatkan perekonomian masyakarat Sumut. Karena dengan bangkitnya pariwisata di Sumut berbanding lurus dalam peningkatan jumlah wisatawan.
Namun, sambung Gatot, untuk meraih itu harus didukung pula keamanan dan kenyamanan. Karena sekreatif apa pun dibangunnya tempat pariwisata, jika tidak didukung dengan faktor dan fasilitas lainnya akan terasa percuma saja.
Di kesempatan itu pula, Gatot mengungkapkan, dengan diperolehnya penghargaan dari MURI untuk Sumut diharapkan akan menghapus ego sektoral yang selama ini sangat kentara.
Pasalnya, dari kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang ada, terkesan pemerintah kabupaten dan kota serta Pemprov Sumut, berjalan dengan sendiri-sendiri.
"Diharapkan ke depan terjadi sinergitas antara kabupaten/kota serta provinsi sehingga potensi pariwisata yang ada di Sumut terangkat dengan baik. Dengan demikian akan mampu mengundang wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Sumut," tegas Gatot.
Dikatakannya lagi, masih banyak potensi-potensi objek wisata yang bisa menjadi andalan Sumut. Namun saat ini belum tergarap secara maksimal dan profesional.
"Pariwisata di Sumut ini hanya tinggal menunggu sentuhan saja, agar bisa menjadi andalan. Dan yang pasti agar keseluruhannya jangan ada lagi ego sektoral lagi," tuntasnya. (***)
sumber : metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon
No comments