Sumut Dilahirkan di Siantar 14 April 1947
Garama ParRaya
12:08 AM
0
SIANTAR – Lahirnya Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada 14 April 1947 di Kota Pematangsiantar merupakan bagian sejarah nasional Indonesia, bukan sejarah lokal.
Terbentuknya Sumut, mementahkan opini Belanda dalam forum internasional yang menyebutkan, pemerintahan RI sudah tidak ada lagi, apalagi, Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera sudah diduduki Belanda saat itu setelah Jakarta dan Yogyakarta.
Meski tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Syahrir, Agus Salim dan lain-lain ditawan Belanda, Mr SM Amin yang dilantik oleh T Mohd Hasan (Gubernur Sumatera) sebagai Gubernur Muda Sumut, tetap eksis menjalankan roda pemerintahan dari Pematangsiantar.
Namun karena Belanda melancarkan Agresi Militer pada 29 Juli 1974 dan menduduki Siantar, SM Amin akhirnya pindah ke Kutaraja, Aceh untuk mengatur strategi pemerintahan. Wilayah Sumut sendiri ketika dibentuk terdiri dari keresidenan Sumatera Timur, Tapanuli dan Aceh.
Penegasan ini disampaikan tiga narasumber pada Seminar Hari Jadi Provinsi Sumut, Senin (20/5) di Aula FKIP USI Jalan Sisingamangaraja Barat, yakni Dr phil Ichwan Azhari (Ketua PUSSIS-UNIMED), Dr Suprayitno MHum (Ketua Prodi Magister Ilmu Sejarah USU-Medan) dan Muhammad TWH (Legiun Veteran RI-Medan).
Seminar dipandu moderator Drs Ulung Napitu MSi. Kegiatan seminar ini merupakan rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang juga diperingati di seluruh Indonesia.
Dalam seminar yang dibuka Walikota Siantar Hulman Sitorus SE melalui Sekda Drs Donver Panggabean MSi ini, mengemuka gagasan tentang dijadikannya tanggal pelantikan Mr SM Amin sebagai Gubernur Muda Sumut pada 14 April 1947 sebagai hari jadi Provinsi Sumut.
Pelantikan SM Amin ini merupakan tindak lanjut dari rapat Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera (DPS) di Bukit Tinggi pada 16 April 1946. Selama ini, peringatan Hari Jadi Provinsi Sumut adalah 15 April 1948 yang diambil dari tanggal ditetapkannya undang-undang tentang sistem pemerintahan yang dilanjutkan dengan pelantikan Mr SM Amin sebagai Gubernur Sumut oleh Presiden Soekarno pada 19 Juni 1948.
“Tetapi perlu diingat, Provinsi Sumut sudah lebih dulu ada ketimbang undang-undang tersebut. Sehingga, pelantikan pertama SM Amin sebagai Gubernur Muda di Pematangsiantar 14 April 1947, dirasa lebih tepat dibuat sebagai hari jadi Sumut,” tegas Ichwan Azhari.
Dalam forum diskusi, diusulkan agar nama SM Amin sebagai Gubernur pertama Sumut yang dilantik di Pematangsiantar ini, diabadikan menjadi naman jalan, atau nama gedung tertentu, sehingga menjadi momentum sejarah, bahwa di Pematangsiantarlah pertama sekali Provinsi Sumut dilahirkan.
Peserta seminar tampaknya juga sangat mengapresiasi usulan yang mengemuka dalam seminar ini. “Kami akan berusaha merespon hasil seminar ini, manakala nantinya dibutuhkan rekomendasi DPRD dalam legitimasinya,”ujar Rudolf Hutabarat, anggota DPRD Siantar saat memberi pendapat.
Sebelumnya, Sekda Donver Panggabean saat memberi sambutan, juga telah memberikan apresiasi jika akhirnya seminar mengusulkan pembuatan momentum sejarah lahirnya Provinsi Sumut di Kota Pematangsiantar.
Dalam rangka itulah, menurut Rektor USI, Drs Hisarma Saragih M Hum, pihaknya bersama dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (PUSSIS) Universitas Negeri Medan, menggelar seminar lahirnya Provinsi Sumut ini di FKIP USI.
Tujuannya adalah, dalam rangka mengungkap peran Kota Pematangsiantar sebagai ibukota sementara Sumut pada tahun 1947, sekaligus untuk mengungkap proses lahirnya Provinsi Sumut di Pematangsiantar pada 14 April 1947, sekaligus peran Mr SM Amin sebagai Gubernur Sumut pertama dalam menjalankan pemerintahan dari Pematangsiantar sampai dia ditangkap Belanda.
“Sekaligus juga kita akan mengusulkan kepada Gubernur dan DPRD Sumut, agar hari jadi provinsi Sumut ditinjau kembali, berdasarkan fakta-fakta yang ada,” kata Rektor USI.
Kegiatan seminar ini akan dirangkaikan dengan pameran foto-foto perjuangan masa lalu, tentang awal terbentuknya Provinsi Sumut.
Dalam seminar yang juga dihadiri langsung putri almarhum Mr SM Amin ini, juga terungkap berbagai kontribusi Kota Pematangsiantar sebagai kota perjuangan dalam mempertahankan NKRI selama kurun waktu 1945-1947. (rel/mer)
SUMBER : METRO SIANTAR
No comments