Harga Kopi Robusta Turun Rp9 Ribu per Kg
Garama ParRaya
11:52 PM
0
SIMALUNGUN-METRO; Harga biji kering kopi robusta ditingkat petani di Simalungun mengalami penurunan Rp9 Ribu per kilogramnya. Penurunan harga kopi belum diketahui apa penyebabnya. Penurunan terjadi sejak April lalu.
Salah seorang petani Merek Raya Jefry Saragih kepada koran ini, Jumat (21/5) mengatakan, harga biji kering kopi robusta dari Rp18 ribu turun menjadi Rp9 ribu per kilogram. Sama halnya jenis kopi ateng dihargai Rp10.300 per kg, sebelumnya Rp14 ribu per kilogram. "Kami sangat mengeluh dengan harga kopi ini, apalagi saat ini hasil produksinya menurun. Pemerintah harus tanggap terhadap persoalan petani," katanya.
Secara terpisah Rudianus Saragih SP Pengamat Pertanian mengatakan, turun harga komoditi ini biasa diatasi jika pemerintah serius, karena pemerintah yang mampu mencari pasar untuk menstabilkan harga komoditi.
Masih menurut Saragih, PD Agromadear merupakan instansi membantu petani dengan mengumpul produksi petani dengan harga standar. Namun kelihatanya instansi tersebut kurang mendukung "Agromadear dibentuk kan untuk mengatasi permasalah petani khusunya masalah harga komoditi pertanian, ya kalau perusahaan daerah ini tidak berfungsi lebih baik dibubarkan saja," tegasnya.
Menurutnya, dengan penyertaan modal yang diberikan Pemkab Simalungun untuk PT Agromadear, perusahaan ini bisa menampung hasil pertanian petani apalagi untuk jenis kopi bisa ditahan untuk beberapa waktu yang kemudian jika harganya sudah mengalami peningkatan maka dapat dijual kembali. "Ini kan keuntungan bagi perusahaan ini yang dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Simalungun," ujarnya lagi. (hot)
sumber : metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon
Salah seorang petani Merek Raya Jefry Saragih kepada koran ini, Jumat (21/5) mengatakan, harga biji kering kopi robusta dari Rp18 ribu turun menjadi Rp9 ribu per kilogram. Sama halnya jenis kopi ateng dihargai Rp10.300 per kg, sebelumnya Rp14 ribu per kilogram. "Kami sangat mengeluh dengan harga kopi ini, apalagi saat ini hasil produksinya menurun. Pemerintah harus tanggap terhadap persoalan petani," katanya.
Secara terpisah Rudianus Saragih SP Pengamat Pertanian mengatakan, turun harga komoditi ini biasa diatasi jika pemerintah serius, karena pemerintah yang mampu mencari pasar untuk menstabilkan harga komoditi.
Masih menurut Saragih, PD Agromadear merupakan instansi membantu petani dengan mengumpul produksi petani dengan harga standar. Namun kelihatanya instansi tersebut kurang mendukung "Agromadear dibentuk kan untuk mengatasi permasalah petani khusunya masalah harga komoditi pertanian, ya kalau perusahaan daerah ini tidak berfungsi lebih baik dibubarkan saja," tegasnya.
Menurutnya, dengan penyertaan modal yang diberikan Pemkab Simalungun untuk PT Agromadear, perusahaan ini bisa menampung hasil pertanian petani apalagi untuk jenis kopi bisa ditahan untuk beberapa waktu yang kemudian jika harganya sudah mengalami peningkatan maka dapat dijual kembali. "Ini kan keuntungan bagi perusahaan ini yang dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Simalungun," ujarnya lagi. (hot)
sumber : metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon
No comments