sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

» » » » Produktivitas Turun 60%, Diperburuk Harga Anjlok di Pasaran Menjadi Keluhan Petani Kopi di Simalungun


Garama ParRaya 9:00 AM 0

Simalungun (SIB)
Dua musim antara kemarau dan penghujan tidak menentu diduga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kopi, menurun hingga 60% dari rata–rata normal. Keadaan ini diperburuk harga komoditi ini yang anjlok di pasaran, menjadi beban petani.

Petani kopi di Desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean Roslinne Boru Simatupang, Sabtu (19/6) mengutarakan masalah yang dihadapi masyarakat petani seputar menurunnya produksi dan anjloknya harga komoditi kopi mengakibatkan pendapatan petani menciut, kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga terutama biaya anak–anak sekolah.
Produktifitas tanaman kopi ateng dikatakan rata–rata 250 kaleng/Ha per–tahun tetapi kemudian turun menjadi 100 kaleng/Ha atau turun sekitar 60% dari total produksi per–tahun. Demikian juga harga jual kopi di tingkat petani, sebelumnya mencapai Rp 150.000/kaleng turun menjadi Rp 110.000/kaleng.

Selama satu tahun terakhir ini, petani kopi di daerah Kecamatan Dolok Pardamean khususnya di Desa Dolok Saribu dikatakan mengeluhkan sikap instansi terkait dinilai kurang respons memberikan penyuluhan lapangan, membekali petani mengatasi serangan hama pengganggu tanaman kopi pada dua musim, kemarau maupun penghujan.
Perkiraan kasar pada tahun 2009, masyarakat petani yang mengelola sekitar 200 Ha tanaman kopi di Dolok Saribu atas menurunnya tingkat produksi sekitar 150 Kaleng/ Ha dikatakan setidaknya menderita rugi 200 x 150×110.000 = Rp 3.300.000.000.

Untuk mempertahankan eksistensi usaha tani tanaman kopi yang selama ini sudah sangat membantu peningkatan pendapatan masyarakat, Pemkab Simalungun melalui Dinas Perkebunan diharapkan dapat mengatasi gangguan tanaman kopi.

Kadis Perkebunan Simalungun Ir Martua Tamba yang dihubungi secara terpisah mengakui gangguan hama penggerek buah kopi di daerah Kecamatan Dolok Pardamean menjadi tantangan dan keluhan petani. Namun, dia merasa terkejut ketika mendengar informasi tingkat penurunan produksi mencapai 60% dari rata–rata normal.
Dikatakannya, Dinas Perkebunan Simalungun sedang mengidentifikasi jenis hama pengganggu tanaman kopi untuk selanjutnya dapat disosialisasikan cara penanggulangannya.

Luas tanaman kopi jenis robusta dan ateng di Kabupaten Simalungun dikatakan lebih kurang 10.000 Ha di antaranya 6.677 Ha tanaman kopi ateng. Produksi kopi asal Kabupaten Simalungun dari dua jenis tersebut mencapai 9.000 ton per–tahun. (S4/y)

sumber : harian sib
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon

BAGI HON NASSIAM BANI HASOMAN NASSIAM DA, DIATEI TUPA

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply