Benih Jagung Palsu Beredar
Garama ParRaya
6:09 AM
0
SIANTAR-METRO; Petani jagung di Juma Bolak, Kota Siantar yang menanam bibit jagung di lahan persil mereka di kawasan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba mengeluh. Sebab, benih jagung kemasan bermerek Nusantara I dengan logo Pusri yang mereka tanam tak bisa tumbuh.
Padahal, benih tersebut dibeli dengan harga Rp22 riibu sampai Rp23 ribu per kemasan ukuran 1 kg. Harga yang miring dibanding benih jagung bermerk lain inilah yang membuat para petani jagung banyak menggunakannya.
Ditemui di lahan pertanian jagung mereka, R br Munthe (47) mengaku kecewa dan sedih terhadap apa yang dialaminya. Sebab, tanaman jagung di lahannya seluas 6 persil atau 9 rante tak bisa tumbuh. Padahal ia sudah membeli benih merek Nusantara I Pusri sebanyak 6 kemasan atau 6 kg. R br Munthe juga mengatakan telah membayar 6 orang pekerja dengan upah Rp30 ribu per hari untuk menanam bibit di lahannya. Namun semuanya menjadi buyar setelah 11 hari benih yang ditanam tak kunjung bertunas dan tumbuh.
Menurutnya, tak hanya sekali ini menggunakan benih bermerek tersebut. Sejak 2 tahun lalu, ia juga menggunakan merek yang sama dengan hasil yang memuaskan. Namun entah mengapa musim kali ini benihnya tak bisa tumbuh.
"Memang sekali ini hancurlah semua, benih yang di tanam tak tumbuh. Padahal sudah habis uang membeli dan membayar upah. Kalau ini tak bisa penenlah aku," katanya kecewa.
Ditambahkannya, benih tersebut ditanam sejak 11 hari lalu, tepatnya Kamis (30/9). Biasanya benih akan tumbuh dan mulai bertunas sejak 3 sampai 4 hari ditanam. Namun ini sudah 11 hari berlangsung, benih tak kunjung tumbuh. Hal ini pun sudah diberitahukan kepada para penjual benih di kios pupuk Pasar Horas, namun mereka lepas tanggung jawab dan tak ada ganti rugi sama sekali.
"Kami sudah sampaikan ke penjual benih di Pasar Horas, tapi mereka buang badan. Tak ada ganti rugi sama sekali," tambahnya.
Hal yang sama juga di rasakan beberapa petani jagung lain di lokasi, seperti S Manik, P Purba dan lainnya. Bahkan br Saragih yang juga di lokasi mengatakan, benih tersebut diduga palsu atau sudah mati label namun dipalsukan oknum tertentu.
"Benih Nusantara ini ada dua macam, satu yang biasa dan satu lagi yang Pusri. Selama ini memang bagus sekali pertumbuhannya, makanya petani jagung di sini memakai yang ada logo Pusri-nya semua. Namun kali ini mengecewakan. Petani sekarang beralih kepada merek lain," kata br Saragih.
Pantauan METRO di Pasar Horas, Senin (11/10), para penjual pupuk sudah tak lagi menjual benih Nusantara berlogo Pusri tersebut. Kebanyakan pengusaha pupuk tak mengakui penjualan yang mereka lakukan, hanya saja salah seorang pekerja di usaha pupuk mengatakan, sejak banyak komplain dan keluhan warga dalam tiga hari ini, para pengusaha pupuk tak lagi menjual benih Nusantara I PUSRI tersebut.
"Mana ada yang mau ngaku, sebab dalam beberapa hari ini banyak yang datang mengeluh. Ada juga petani yang tidak terima sehingga ribut-ribut kemarin itu," tandasnya. Sementara itu Kepala Cabang PT Pusri Siantar, Desember S, yang coba ditemui di kantornya, Jalan Mataram, Siantar Barat, sedang berada di Medan. Namun setelah disambungkan oleh seorang karyawannya via ponsel, Simamora mengaku tak tahu menahu mengenai peredaran benih tersebut. Dikatakannya tahun 2008 lalu, memang ada rencana kerja sama perusahaan benih Nusantara dengan PT Pusri, namun belum jadi terealisasi. Diduga logo Pusri di kemasan benih Nusantara I tersebut dicetak pada saat itu.
Ia juga mengaku, pihaknya tidak ada memasarkan segala jenis benih terutama jagung. Sebab PT Pusri cabag Siantar hanya mendistribusikan pupuk kepada Distributor Siantar Simalungun. Untuk itu pihaknya juga dalam waktu dekat akan segera terjun ke lapangan dan mengecek langsung ke pasar untuk mengetahui kebenarannya.
"Kita tidak ada memasarkan benih. Memang tahun 2008 lalu ada rencana kerja sama PT Pusri dengan perusahaan benih Nusantara, tapi tak jadi terealisasi. Kita akan sidak ke pasar dalam waktu dekat ini," katanya. (mag-16)
Padahal, benih tersebut dibeli dengan harga Rp22 riibu sampai Rp23 ribu per kemasan ukuran 1 kg. Harga yang miring dibanding benih jagung bermerk lain inilah yang membuat para petani jagung banyak menggunakannya.
Ditemui di lahan pertanian jagung mereka, R br Munthe (47) mengaku kecewa dan sedih terhadap apa yang dialaminya. Sebab, tanaman jagung di lahannya seluas 6 persil atau 9 rante tak bisa tumbuh. Padahal ia sudah membeli benih merek Nusantara I Pusri sebanyak 6 kemasan atau 6 kg. R br Munthe juga mengatakan telah membayar 6 orang pekerja dengan upah Rp30 ribu per hari untuk menanam bibit di lahannya. Namun semuanya menjadi buyar setelah 11 hari benih yang ditanam tak kunjung bertunas dan tumbuh.
Menurutnya, tak hanya sekali ini menggunakan benih bermerek tersebut. Sejak 2 tahun lalu, ia juga menggunakan merek yang sama dengan hasil yang memuaskan. Namun entah mengapa musim kali ini benihnya tak bisa tumbuh.
"Memang sekali ini hancurlah semua, benih yang di tanam tak tumbuh. Padahal sudah habis uang membeli dan membayar upah. Kalau ini tak bisa penenlah aku," katanya kecewa.
Ditambahkannya, benih tersebut ditanam sejak 11 hari lalu, tepatnya Kamis (30/9). Biasanya benih akan tumbuh dan mulai bertunas sejak 3 sampai 4 hari ditanam. Namun ini sudah 11 hari berlangsung, benih tak kunjung tumbuh. Hal ini pun sudah diberitahukan kepada para penjual benih di kios pupuk Pasar Horas, namun mereka lepas tanggung jawab dan tak ada ganti rugi sama sekali.
"Kami sudah sampaikan ke penjual benih di Pasar Horas, tapi mereka buang badan. Tak ada ganti rugi sama sekali," tambahnya.
Hal yang sama juga di rasakan beberapa petani jagung lain di lokasi, seperti S Manik, P Purba dan lainnya. Bahkan br Saragih yang juga di lokasi mengatakan, benih tersebut diduga palsu atau sudah mati label namun dipalsukan oknum tertentu.
"Benih Nusantara ini ada dua macam, satu yang biasa dan satu lagi yang Pusri. Selama ini memang bagus sekali pertumbuhannya, makanya petani jagung di sini memakai yang ada logo Pusri-nya semua. Namun kali ini mengecewakan. Petani sekarang beralih kepada merek lain," kata br Saragih.
Pantauan METRO di Pasar Horas, Senin (11/10), para penjual pupuk sudah tak lagi menjual benih Nusantara berlogo Pusri tersebut. Kebanyakan pengusaha pupuk tak mengakui penjualan yang mereka lakukan, hanya saja salah seorang pekerja di usaha pupuk mengatakan, sejak banyak komplain dan keluhan warga dalam tiga hari ini, para pengusaha pupuk tak lagi menjual benih Nusantara I PUSRI tersebut.
"Mana ada yang mau ngaku, sebab dalam beberapa hari ini banyak yang datang mengeluh. Ada juga petani yang tidak terima sehingga ribut-ribut kemarin itu," tandasnya. Sementara itu Kepala Cabang PT Pusri Siantar, Desember S, yang coba ditemui di kantornya, Jalan Mataram, Siantar Barat, sedang berada di Medan. Namun setelah disambungkan oleh seorang karyawannya via ponsel, Simamora mengaku tak tahu menahu mengenai peredaran benih tersebut. Dikatakannya tahun 2008 lalu, memang ada rencana kerja sama perusahaan benih Nusantara dengan PT Pusri, namun belum jadi terealisasi. Diduga logo Pusri di kemasan benih Nusantara I tersebut dicetak pada saat itu.
Ia juga mengaku, pihaknya tidak ada memasarkan segala jenis benih terutama jagung. Sebab PT Pusri cabag Siantar hanya mendistribusikan pupuk kepada Distributor Siantar Simalungun. Untuk itu pihaknya juga dalam waktu dekat akan segera terjun ke lapangan dan mengecek langsung ke pasar untuk mengetahui kebenarannya.
"Kita tidak ada memasarkan benih. Memang tahun 2008 lalu ada rencana kerja sama PT Pusri dengan perusahaan benih Nusantara, tapi tak jadi terealisasi. Kita akan sidak ke pasar dalam waktu dekat ini," katanya. (mag-16)
sumber : metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon
No comments