sponsor

Select Menu

Favourite

Berita

Budaya

Berita Utama

Popular

Kategori Berita

Comments

Advertisement

Berita Pilihan

Newsletter

Hi There, I am

SLIDE1

Bupati Simalungun

Pematang Raya

Pematang Siantar

Pendidikan

Politik

Kaos Simalungun

VIDEO

» » » Upacara HUT ke-66 Kemerdekaan RI PNS Pilih Markombur


Garama ParRaya 12:06 AM 0

Nilai nasionalisme di kalangan PNS Pemko Pematangsiantar memudar. Buktitnya, saat upacara bendera memeringati HUT ke-66 Kemerdekaan RI di Lapangan H Adam Malik, para PNS memilih markombur, Rabu (17/8).

Parahnya, saat Ketua DPRD Marulitua Hutapea membaca teks Proklamasi, para PNS berseragam Korpri sibuk masing-masing, khususnya yang berada di barisan belakang. Ada yang membaca koran, markombur (mengobrol), dan bermain handphone (Hp). Bahkan ada PNS yang tidak mengenakan topi Korpri. Namun meletakkan sebuah buku di kepalanya untuk berlindung dari panas matahari.
Sebelumnya, panitia upacara kesulitan mengatur barisan PNS. Alhasil, sejak upacara yang dipimpin Wali Kota Hulman Sitorus, dimulai hingga selesai, barisan PNS tidak teratur.


“Molo dang halani kewajiban sian kantor iba disuruh ro tu lapangan on lao naing upacara, sebenarna malas do iba ro son. Sian tahon tu tahon, lalap do songonon-songonan upacara HUT RI di Siantar on. Nunggu tumangon hinan ima merdalani dohot gelleng niba, dang loja jonjong di dadang las ni ari (kalau tidak karena kewajiban dari kantor disuruh datang ke lapangan mengikuti upacara, sebenarnya saya malas datang ke tempat ini. Karena dari tahun ke tahun, perayaan HUT RI di Siantar biasa-biasa saja. Tahu begini situasinya, lebih baik saya jalan-jalan sama anak-anak, tidak capek berdiri di bawah panas matahari, red),” ujar seorang PNS wanita.
Seorang warga, Lince Napitupulu (40) yang menyaksikan upacara dari pinggir lapangan mengatakan sangat tidak etis PNS markombur saat mengikuti upacara. Artinya, mereka tidak menghargai perjuangan para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan Indonesaia.
“Saya datang ke lapangan ini untuk menonton upacara, bahkan ingin kali pun ikut upacara dengan mereka, sebagai terima kasih saya kepada pahlawan yang gugur memerdekan negara ini. Tapi perbuatan PNS yang main-main mengikuti upacara bendera, secara tidak langsung melecehkan pejuang yang telah gugur. Mereka nggak tahu rupanya pahlawan telah mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan,” tukas warga Sigulang-Gulang, Kecamatan Siantar Utara itu, yang membawa dua anaknya.
Satpol PP Kasar
Di sela-sela berlangsungnya upacara di Lapangan H Adam Malik, sempat terjadi pertengkaran antara anggota Satpol PP dengan warga yang menonton upacara.
Saat itu, belasan warga memaksa masuk melalui pintu depan Lapangan H Adam Malik, namun dilarang anggota Satpol PP, R Sitanggang.
Warga kesal karena Sitanggang mengejek mereka yang berpakaian lusuh.
“Gaya kalian kayak orang kampung, tapi mau nonton upacara. Sana keluar Bu, nanti bisa mengganggu upacara,” ujar R Sitanggang.
Mendengar itu, sontak warga berteriak dan menyoraki Sitanggang. Salah seorang korbannya, S br Silalahi (40) penduduk Simpang II, yang membawa dua anaknya berseragam SD.
“Tadi kami mau nonton upacara. Tapi saat kami mau masuk, kami dimarahi anggota Satpol PP. Katanya, parhuta-huta (orang kampung, red) tidak bisa nonton upacara 17 Agustus, apalagi ikut upacara. Katanya lagi, orang yang ikut upacara sudah ditentukan,” tukasnya.
Sementara itu, Pemko Pematangsiantar memberikan apresiasi kepada mantan pejuang (veteran). Mereka yang memerolehnya, R Dalimunthe dari Pepabri, P Hutajulu dari Legiun Veteran Republik Indonesia, JR Simarmata dari DHC, Nurmala dari cacat Veteran, dan Juniarti dari Wirawati Catur Panca. Pemko pun memberikan bingkisan kepada juru parkir yang melaksanakan tugasnya dengan baik.
Atraksi TNI dan PAUD
Di Kabupaten Simalungun, peringatan HUT Kemerdekaan RI dimeriahkan berbagai atraksi oleh TNI dan murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Atraksi ini mengundang decak kagum dan tepuk pengunjung.
Tahun ini, HUT Kemerdekaan RI dipusatkan di Kantor Bupati Lama Pamatang Raya,. Bertindak sebagai Inspektur Upacara Bupati Simalungun JR Saragih dan Wadan Yon 122/TS Mayor Inf Nurcahyanto sebagai Komandan Upacara. Sementara perwira upacara Kasdim 02/07 Simalungun Mayor Inf M Iqbal Zulkarnain.
Upacara diisi pembacaan teks Proklamasi oleh Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon. Sementara hening cipta dipimpin bupati serta pembacaan doa oleh Kakan Kemenag Muslim MM didampingi rohaniawan Kristen Protestan dan Katolik.
Upacara juga ditandai sirene dan ledakan TNT sebanyak 17 kali. Sementara pengibaran bendera merah putih dilaksanakan Josua Dewantara Silalahi, Zhontama Situmorang, dan Irfan Christanto Sipayung.
Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan bingkisan. Bupati didampingi Wakil Bupati Hj Nuriaty Damanik bersama unsur Muspida memberikan bingkisan kepada 200 anggota veteran, penyematan Satya Lencana Karya Satya kepada 244 PNS yang telah mengabdi selama 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun.
Pada kesempatan itu bupati juga berkenan menyerahkan trofi dan piagam penghargaan kepada para juara dari Dinas Pendidikan Simalungun. Antara lain seleksi pengawas sekolah berprestasi tingkat SMP dan SMA, lomba karate, serta pidato Bahasa Inggris.
Juga kepada pemenang pakaian daerah berpasangan, rancang busana, tari kreasi, pertandingan bola voli, lomba instruktur tari daerah, lomba penilik berprestasi, pengelola program PAUD, lomba kepala TK berprestasi, dan lomba taman bacaan masyarakat.
Usai upacara, melalui pengumuman pembawa acara, acara dilanjutkan dengan atraksi kolone senapan dari 17 anggota pasukan Batalyon Infanteri 122 Tombak Sakti. Para pengunjung pun berpindah dan mengelilingi pinggir lapangan upacara.
Berbagai atraksi dan formasi ditampilkan 17 anggota TNI AD selama hampir 15 menit, mulai olah senapan hingga meletuskan senapan. Berkali-kali para pengunjung secara spontan memberikan tepuk tangan.
“Atraksi tadi jangan ditiru kalau tidak mahir, sebab akan bisa membahayakan diri sendiri,” pesan pembawa acara dari Pemkab Simalungun.
Penampilan berikutnya, atraksi marching band oleh siswa SMAN 1 Pamatang Raya dengan membawakan beberapa lagu perjuangan dan lagu Simalungun.
Lalu, gabungan anak-anak TK dan PAUD se-Kecamatan Raya menunjukkan kebolehannya dengan menari dan senam massal. Tidak urung, tingkah laku lucu dan jenaka anak-anak ini mengundang tawa dan tepukan meriah dari bupati, Unsur Muspida, dan para pengunjung.
Acara berlanjut dengan defile siswa SMP dan SMA sederajat. Rute defile melewati depan kantor Dinas Pemuda dan Olahraga, berlanjut di seputar Mapolres Simalungun, belakang kantor Dinas Pertanian, dan kembali ke lapangan upacara.
Kurang Meriah
Di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, perayaan HUT Kemerdekaan RI sangat mengecewakan warga. Selain kurang meriah, lomba panjat pinang yang biasanya membuat heboh, tidak digelar. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, panitia menyediakan 2 hingga 4 panjat pinang.
Warga makin kesal karena para PNS sudah dikenakan kutipan untuk perayaan 17-an jauh-jauh hari.
“Golongan II dikenakan Rp20 ribu, Golongan III sebanyak Rp30 ribu, dan Golongan IV dikutip Rp40 ribu. Sedangkan kepala sekolah Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Coba bayangkan berapa uang yang terkumpul karena ada 300-an PNS di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ini. Belum lagi proposal yang diajukan ke perusahaan-perusahaan dan hotel-hotel. Tapi kegiatan minim. Ke mana uangnya?” tanya seorang warga, M Sinaga. (osi/mua/ral/jes/awa)

sumber :metro siantar
berita terbaru klik nasiam ijon
untuk versi mobile klik nasiam ijon

BAGI HON NASSIAM BANI HASOMAN NASSIAM DA, DIATEI TUPA

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply